TERITORIAL.COM, JAKARTA – Tugu Muda, sebuah monumen bersejarah yang menjadi ikon Kota Semarang, ternyata pernah dipindahkan sebelum akhirnya berdiri di lokasi saat ini.
Pemindahan ini terjadi karena kondisi sejarah dan kebutuhan untuk menyesuaikan lokasi monumen dengan peristiwa penting yang terjadi di kota itu.
Rencana Awal Tugu Muda
Pemerintah Kota Semarang awalnya merencanakan pembangunan ikon bersejarah itu pada 28 Oktober 1945 di Alun-Alun Masjid Agung Semarang, untuk mengenang perjuangan pemuda melawan tentara Jepang dalam Pertempuran Lima Hari Semarang.
Namun, proyek pembangunan hanya berjalan tiga minggu sebelum terhenti akibat kembali meletusnya pertempuran di kota itu.
Pada tahun 1951, Wali Kota Semarang saat itu, Hadisoebeno Sosrowerdojo, memutuskan untuk memindahkan lokasi pembangunan Tugu Muda.
Ia memilih area yang kini dikenal sebagai Taman Tugu Muda, yang sebelumnya merupakan ruang terbuka hijau bernama Taman Merdeka.
Pemindahan ini dilakukan agar monumen berdiri di lokasi yang relevan secara historis dan menjadi saksi pertempuran penting.
Pembangunan dan Peresmian Tugu Muda
Setelah pemindahan lokasi, pemerintah melanjutkan pembangunan Tugu Muda selama dua tahun dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat Semarang.
Akhirnya, pada 20 Mei 1953, Presiden Soekarno meresmikan Tugu Muda yang disaksikan oleh Gubernur Wongsonegoro, Wali Kota Hadisoebeno, dan masyarakat.
Makna Historis dan Peran Saat Ini
Kawasan sekitar Tugu Muda menjadi saksi perebutan Gedung Markas Kempetai, yang kini berfungsi sebagai Museum Mandala Bhakti, serta peristiwa penting di Lawang Sewu.
Saat ini, bangunan tersebut tidak hanya merekam sejarah perjuangan, tetapi juga menjadi pusat kegiatan budaya dan wisata sejarah di Semarang.
Monumen ini menjadi destinasi wisata sejarah sekaligus pusat kegiatan seni dan budaya masyarakat Semarang.
Keberadaannya mengingatkan generasi muda akan semangat keberanian, patriotisme, dan pentingnya melestarikan warisan sejarah.
Dari pemindahan hingga perannya kini, Tugu Muda memadukan nilai sejarah dan sosial sebagai ikon perjuangan dan identitas budaya Semarang.