Lifestyle

Festival Musik Gaungkan Isu Sosial: HAM hingga Lingkungan

Salah satu karya yang ditampilkan di Art Exhibition ‘Synchronize Fest’ bertuliskan “Jadi Bangkrut Lebih Baik Dari Jadi Korup” (Sumber: Kayla L)

TERITORIAL.COM, JAKARTA – Festival musik kini memainkan peran yang lebih besar dari sekadar hiburan. 

Acara seperti Synchronize Fest 2025 memperlihatkan bahwa musik dapat berfungsi sebagai sarana efektif untuk menyebarkan pesan sosial, dari isu lingkungan hingga kesadaran hak asasi manusia (HAM).

Kesadaran Sosial lewat Musik

Dalam beberapa tahun terakhir, penyelenggara festival musik aktif memanfaatkan panggung mereka untuk mengangkat isu-isu sosial. 

Selain itu, pengunjung juga turut mempercepat penyebaran pesan sosial melalui media sosial, sehingga pesan-pesan tersebut lebih mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat luas. 

Di Synchronize Fest 2025, penyelenggara secara sengaja memadukan hiburan dan aktivisme sosial. 

Di antara penampilan musisi lintas genre, mereka menghadirkan booth Kamisan serta instalasi bertema lingkungan untuk mengajak penonton terlibat dalam isu kemanusiaan dan keberlanjutan.

Selain penyelenggara yang membuka ruang bagi media dan komunitas, para musisi pun ikut terlibat langsung dalam menyuarakan berbagai isu sosial.

Melalui lagu, interaksi di atas panggung, dan pesan yang mereka sampaikan kepada penonton, para musisi menegaskan pentingnya solidaritas, keberagaman, serta kepedulian terhadap sesama.

Keterlibatan mereka memperkuat pendekatan kreatif festival, yang tidak hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga mengedukasi penonton tentang pentingnya keadilan, empati, dan ingatan terhadap korban pelanggaran HAM.

Ruang Edukasi HAM

Booth Kamisan yang dikelola oleh KontraS, Human Loves Human, dan Ruang Rupa menjadi salah satu daya tarik utama festival, menampilkan payung hitam khas Kamisan, poster perjuangan HAM, serta karya seni bertema keadilan yang menggugah kesadaran.

Tak sekadar pameran visual, booth ini juga menghadirkan berbagai kegiatan interaktif seperti games edukatif “HAM or Halu” dan ruang menulis pesan solidaritas di area publik. 

Isu Lingkungan Lewat Aksi Nyata

Penyelenggara Synchronize Fest juga menonjolkan kampanye lingkungan lewat tindakan konkret dengan memanfaatkan limbah plastik daur ulang sebagai bahan dekorasi utama di area festival.

Selain itu, panitia menerapkan sistem pengelolaan sampah terpisah, mendorong penggunaan wadah minum ramah lingkungan, dan hanya bekerja sama dengan sponsor yang memiliki visi keberlanjutan. 

Upaya ini menunjukkan bahwa pesan peduli lingkungan bisa disampaikan tidak hanya lewat kata, tapi juga lewat praktik nyata.

Musik sebagai Medium Perubahan

Festival seperti Synchronize Fest membuktikan bahwa musik dapat menjadi jembatan antara hiburan dan kesadaran sosial. 

Nada dan lirik mampu menyentuh emosi audiens, sementara aksi nyata di area festival memperkuat pesan yang ingin disampaikan.

Kolaborasi antara musisi, seniman, dan komunitas sosial menciptakan ruang yang menyatukan ekspresi budaya dengan empati kemanusiaan. 

Pendekatan ini membuktikan bahwa aktivisme bisa hadir dengan cara yang hangat, kreatif, dan menginspirasi.

Dengan menghadirkan booth Kamisan dan kampanye lingkungan, Synchronize Fest 2025 menegaskan bahwa festival musik memiliki potensi besar sebagai medium penyebaran isu sosial.

Festival ini bukan hanya menghibur ribuan penonton, tapi juga mengajak mereka berpikir, berdialog, dan bertindak. 

Ketika musik dan kesadaran sosial bersatu, panggung festival berubah menjadi ruang perubahan yang nyata.

kaylalayalia

About Author

You may also like

Lifestyle

Putri Handayani, Orang RI Pertama yang Sampai di Kutub Selatan

Jakarta, Teritorial.com – Putri Handayani berhasil meraih gelar perempuan Indonesia pertama yang sampai di Kutub Selatan. Setelah mengarungi Antarktika selama
Lifestyle

15 Tempat Wisata di Magelang yang Menarik untuk Liburan

Magelang, Teritorial.com – Magelang merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah yang terletak di lereng gunung Merapi dan Merbabu. Hal