TERITORIAL.COM, JAKARTA – Dunia perkuliahan seringkali lekat dengan tugas yang menumpuk, jadwal kuliah padat, hingga persiapan ujian yang melelahkan.
Tidak sedikit pula mahasiswa harus membagi waktu dengan pekerjaan atau magang, sehingga tekanan yang mereka hadapi menjadi semakin besar.
Dalam menjaga keseimbangan agar kuliah berjalan tanpa tekanan, mahasiswa dapat meluangkan waktu untuk bertemu dan bersosialisasi dengan teman-teman.
Menjaga Mental di Tengah Kesibukan
Kuliah bukan sekadar mengejar nilai dan menuntaskan skripsi, tetapi juga tentang bagaimana menjaga kesehatan mental.
Terlalu fokus pada akademik tanpa ruang untuk bersantai dapat meningkatkan risiko stres hingga burnout.
Interaksi sosial dengan teman-teman dapat menjadi fondasi yang membuat aktivitas kuliah lebih menyenangkan, sekaligus menurunkan risiko terkena stres.
Dengan bersosialisasi, mahasiswa bisa berbagi pengalaman, bercanda, atau sekadar nongkrong di kafe sekitar kampus.
Aktivitas sederhana semacam itu mampu memicu keluarnya hormon endorfin yang membuat tubuh lebih rileks dan bersemangat.
Relasi yang Membawa Manfaat
Selain meringankan beban pikiran, pertemanan yang terjalin juga berfungsi sebagai relasi penting di kehidupan mendatang.
Dari teman, mahasiswa bisa mendapatkan motivasi belajar, bertukar informasi akademik, hingga peluang kerja setelah lulus.
Menjalin hubungan positif bukan hanya hiburan, melainkan juga investasi sosial jangka panjang.
Menyeimbangkan Kehidupan Akademik dan Sosial
Meski pertemuan dengan teman itu penting untuk mengurangi burnout, mahasiswa harus pintar mengatur waktu agar tidak mengganggu kewajiban kuliah.
Mahasiswa bisa menentukan waktu kumpul setelah kelas atau menggunakan akhir pekan untuk quality time untuk bersosialisasi.
Dengan cara ini, kehidupan akademik dan sosial berjalan beriringan tanpa ada yang harus dikorbankan.

