Jakarta, Teritorial.com – Sukses menjadi Panglima TNI, tentu banyak cerita serta penagalaman hidup Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Sebagai manusia biasa tentu lika-liku kehidupan sebagaimana kehidupan manusia pada umumnya juga dialami oleh pria yang saat ini menduduki posisi TNI 1 ini.
Sebagai seoarang prajurit tentunya banyak kisah Marsekal Hadi yang bisa dijadikan inspiratif dan dapam memotivasi banyak orang. Belum lama ini seorang penulis bernama Edy Suprapto mengangkat tentang kehidupan Masekal Hadi menjadi sebuah buku berjudul “Anak Sersan Jadi Panglima”.
Tidak untuk semata-mata mengagung-agungkan dirinya apalagi hendak menyombongkan diri atas pencepaiannya saat ini, Panglima TNI yang sempat menolak kisah hidupnya untuk ditulis itu akhirnya luluh oleh Edy yang ternyata merupakan teman semasa SMA dulu.
Dalam Lauching perdana buku tersebut, Edy sang penulis mengungkapkan bahwa buku besutannya tersbeut syarat dengan motivasi hidup. Mengungkapkan kisah masa lalu dari rentang waktu yang panjang tidaklah mudah, apalagi menuangkannya dalam sebuah kisah dan barisan kata-kata, merangkainya menjadi sebuah kalimat.
Sebagai seorang anak tentaran pada saat itu, tentunya Hadi Kecil merasa amat bangga memiliki seorang ayah yang juga merupakan prajurit TNI berpangkat Seran. Menjadi seoarang anak Bintara TNI berpangkat Sersan Mayor TNI AU Bambang Sudarto dan Nur Saa’dah seorang perempuan asli Singosari.
Dari kisah yang diceritakan dalam buku tersebut sedari kecil memang Hadi telah memiliki jiwa pemberani, bertanggungjawab, jujur serta penolong. Tentunya semua hal tersebut tak terlepas dari warisan pendidikan yang diturunkan dari seorang ayah tentara yang selalu menanamkan jiwa ksatria dalam tubuh Hadi Kecil.
Pernah menjadi seorang Cady hingga pembuat kue donat, meski getir namun tidak sampai menjadi ratap tangis yang memilukan semuanya menjadi cambuk untuk maju kedepan.Selain itu Hadi sepulang sekolah juga masih harus bekerja membantu saudaranya berdagang di Pasar. Semua kerja kerasnya dilakukan dengan ikhlas untuk membantu keluarga, maklumlah pada saat itu gaji seoarang tentara apalagi dari golongan Bintara masih sangat pas-pasan
Hidup dibawah asuhan ayah yang hanya merupakan seoarang Bintara TNI tidak membuat nyali sang calon Elang Masa depan ini menjadi ciut. Memahami posisinya tersebut, Hadi terus tumbuh dan berkembang menunjukan jati dirinya. Prestasi demi prestasi perlahan mulai didapatkan sejak ia menempuh pendidikan SMP hingga lanjut ke SMA.
Buku tersebut juga bercerita mendalam mengenai sosok keluarga Hadi, hidup bersama empat orang sanak saudara kandungnya yang lain tentunya banyak keterbatasan yang mewarnai kehidupan Marsekal Hadi. Tidak ditakdirkan menjadi anak seorang Jenderal atau petinggi TNI seperti yang lainnya, membuat Hadi terus belajar dan belajar berfikir positif berupaya melampaui batas kemampuan dirinya.
Hingga pada saatnya tiba seoarang anak Sersan TNI itu dinyatakan lulus untuk mengikuti pendidikan Akademi Angkatan Udara (AAU) yang kemudian lulus pada tahun 1986 memulai awal karirnya sebagai Perwira Pertama TNI AU. Pepatah hasil memang tidak pernah membohongi perjuangan dibuktikan oleh Hadi dengan lulus menjadi seorang penerbang TNI AU.
Saksi bisu rumah yang berada di Perumahan Pagas Blok C180, Malang ini telah menghadirkan seorang Panglima TNI untuk negara tercinta ini. Pucuk dicinta Wulan pun tiba, Hadi dipertemukan dengan seorang gadis bernama Nanik Istumawati, seorang anak Polisi pasangan Serma Soedjai Wiryoatmodjo ibu Arbaiyah Yunus.
Namanya juga udah jodoh alias takdir Tuhan, kedua menikah yang kemudian mendampingin kehidupan sang Elang TNI AU tersebut. Lulus penerbang hingga puncaknya sekolah ke Perancis selalu diremehkan, dipandang sebelah mata. Bahkan gosip dari para istri perwira menyebar bahwa Hadi memang penerbang yang gagal. Tuhan berkata lain, meski selalu dipingirkan dan tidak pernah mendapat kesempatan memegang peran strategis.
Setahap demi setahap perjalanan karier Hadi mulai bersinar. Nanik Istumawati suatu hari bermimpi melihat bintang bersinar cemerlang di arah barat dan anak anaknya berlarian ke Barat. Ternyata menjadi pertanda titik balik karier suaminya mulai mengapai bintang hingga bintangnya bersinar.
Berhenti sampai disini tentunya masih banyak lagi cerita inspiratif lainnya dari sang Panglima TNI Hadi Tjahjanto yang dituliskan Edy dalam buku “Anak Sersan Jadi Panglima”. (SON)