Semarang, Teritorial.com – Tak hentinya Perang melawan Narkotika, Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jateng kembali sukses mengeksekusi 1,1 kilogram sabu-sabu yang bungkus dalam kemasan teh dan permen bermerek Cina.
Dari keterangan kurir yang kini tengah diperiskasan oleh pihak berwajib mengatakan sabu-sabu kualitas nomor satu yang didatangkan dari Cina dikemas dalam bungkus permen dan teh. Tujuannya untuk mengelabuhi petugas. Setelah introgasi lebih dalam, ternyata hal tersebut merupakan operasi berantai. Kurir Narkoba yakni Pria asal Boyolali itu mengaku kenal dengan ER alias John yang sebelumnya telah diamankan petugas di kawasan
“Lokasi tempat kos ER sangat sulit terdeteksi karena bukan bagunan kos permanen dan merupakan satu-satunya kamar yang disewakan oleh penduduk setempat. Tersangka sengaja mencari lokasi tersembunyi di antara kebun-kebun tanaman bunga, agar aktivitas ilegalnya tidak terpantau oleh aparat,” kata Kepala BNN Jateng, Brigjen Pol Tri Agus Heru, Jumat (2/3/2018).
Dari siaran pers kepada teritorial.com, menurut keterangan pelaku, Polisi menyebutkan bahwa 1,1 kg Narkotika asal Cina itu merupakan sisa dari empat kilogram sabu yang sudah diterima dalam sebulan terakhir. Tersangka ER mengedarkan sabu-sabu di wilayah Klero, Tingkir, Tengaran, Getasan dan Bawen yang masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Semarang, Boyolali, dan Salatiga. Selain diedarkan di Jateng narkotika tersebut juga dikirim melalui Kantor Pos ke Jakarta dan Halmahera.
“Modus yang digunakan oleh tersangka dalam bertransaksi adalah dengan meletakkan sabu-sabu di salah satu alamat. Kemudian dia akan memandu pengambil narkotika itu melalui telepon dari kejauhan,” lanjut jenderal bintang satu itu.
Penyidik BNN Jateng saat ini masih mengembangkan dan menyelidiki asal sabu tersebut. Tersangka mengaku mengambil narkotika sebanyak empat kilogram itu di sebuah alamat di Semarang dan disuruh melakukan transaksi oleh seseorang yang hanya dikenalnya melalui telepon bernama Jiun. “Sebagaimana sistem jaringan sindikat narkotika, pola yang digunakan adalah dengan cara sel terputus yaitu antara kurir dan bos di atasnya tidak saling mengenal secara langsung,” tandasnya.
Kendati demikian, kasus penangkapan narkotika asal Cina ini bukanlah merupakan yang pertamakalinya. Dengan berbagai macam cara negara dengan penduduk terbesar di dunia itu selalu menjadi Indonesia ini sebagai target utama dari perputaran bisnis terlarang mereka.Sistem keamanan yang masih terbilang rentan untuk ditembus pelaku, menjadi sasaran empuk negara asal etnis Tionghoa itu mencoba beroperasi di Indonesia.
Jika dikalkulasikan dari khusus bulan febuari ini saja sudah lebih lima kasus pengedaran narkotika dalam partai besar yang berhasil diringkus oleh BNN, yang juga melakukan koordinasi dengan aparat penegak hukum lainnya seperti TNI AL, dan Bea Cukai saat penangkapan kapal yang membawa 1 ton lebih Narkotika asal Taiwan, kemudian ada sebelumnya juga dari Cina.
Fenomena ini tentunya tidak dapat dibiarkan begitu saja, tidak cukup dirasa jika hanya mengandalkan aparat penegak hukum dalam melakukan operasi penangkapan setiap kali ada upaya penyelundupan yang dilakukan oleh warga negara pimpinan Xi Jinping itu. Upaya diplomatik berupa nota permohonan serta komunikasi harus segera dilakukan kepada pemerintah Cina dikarenakan pelaku bisnis barang haram asal negaranya tersebut berulangkali membidik Indonesia. (SON)