Teritorial.com – Korban tewas akibat kerusuhan yang terjadi di Jakarta pada Rabu (22/5) dini hari, hingga saat ini berjumlah enam orang. Kabar tersebut dibenarkan oleh Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, yang mengatakan bahwa ke enam korban tersebut tersebar di empat rumah sakit di Jakarta.
Dilansir dari suara.com, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengungkapkan, enam korban meninggal dunia itu tersebar di empat rumah sakit, yakni satu korban meninggal di RS Tarakan, dua di RS Pelni, Satu di RS Budi Kemuliaan, Satu di RS Mintoharjo, dan satu di RSCM.
Penyebab kematian hingga saat ini masih belum diketahui. “Luka akibat benda tajam tumpul dan luka-luka lecet ada luka robek dan beberapa menembus ke pembuluh darah di paru-paru,” jelas Widyastuti.
“Kita yang penting adalah upaya kedaruratan tanpa memilah-milah, upayakan pertolongan pertama dulu. Masalah identitas, sambil parallel, kita lakukan (identifikasinya),” tamaba Widyastuti.
Berdasarkan keterangan dari RS Tarakan, semua korban berjenis kelamin laki-laki dengan rata-rata usia 20-an tahun. Bahkan salah satu korban meninggal atas nama Adam Nooryan masih berusia 17 tahun.
Kepolisian masih mempelajari penyebab kematian dari keenam korban jiwa yang meninggal akibat kerusuhan yang terjadi di Jakarta (22/5). “Laporan dari Kapusdokes Polri ada enam orang meninggal dunia. Ada yang kena tembak dan kena benda tumpul. Sedang kami pelajari” Ujar Kapolri Jendral Tito Karnavian.
Tito mengatakan kebenaran dan kejelasan soal enam orang yang meninggal tersebut perlu dilakukan untuk menghindari anggapan bahwa aparat yang melakukannya. Menurut Tito saat ini ada upaya provokasi menyalahkan aparat keamanan untuk membangun kemarahan publik.
“Ini harus clear dimana, jangan sampai ada apriori, karena kita menemukan ini (senpi). Apalagi ada upaya provokasi menyalahkan aparat dan membangun kemarahan publik,” jelas Tito.