Gatot Nurmantyo: Kemungkinan Pihak Asing Bermain Dalam Aksi Terorisme

0

Jakarta, Teritorial.com – Berpatokan pada apa yang terjadi di Suriah dan Marawi, maka peristiwa Mako Brimob kualitas terorisme dan ancaman yang ditimbulkan oleh teroris sudah sangat hebat, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menganggap hal tersebut sebagai sebuah pematangan terhadap terminologi terorisme itu sendiri.

Dalam kesempatan bicara pada program acara ILC TV one Selasa malam (22/5/2018), mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mencatat tiga pesan dibalik aksi teror tersebut. Pertama hampir disetiap provinsi dan kebupaten ada terorisme negara tidak dalam kondisi aman, kedua adalah soal kemampuan terorisme itu sendiri dalam membidik sasarannya, ketiga adalah soal pemain teroris yang berasal dari keluarga.

Hal tersebut tidak lain merupakan pembentukan opini terkait terminologi terorisme itu sendiri. Soal polemik definisi terorisme, Gatot menjelaskan apa yang disampaikan oleh Kapolri bahwa teroris merupakan bentuk kejahatan terhadap negara melalui penggunaan kekerasan sasaran sipil motif ideologi dan politik, Presiden: Teroris adalah kejahtan luar biasa terhadap negara bangsa dan kemanusiaan.

“Dari definisi tersebut seharusnya sudah jelas tak perlu lagi ada ribut-ribut soal definisi. Kekhawatiran terletak pada kemungkinan multi tafsir dan harus masuk kepada pembahasan yang disampaikan dalam hal ini. UU Mengantisipasi kemungkinan kedepan, tujuannya invesntasi konstitusi menyelamantkan anak cucu kita,” ujar Gatot.

Satu hal yang menjadi perhatian khusus mantan Panglimat TNI soal perkara terorisme adalah kemungkinan ancaman yang ditimbulkan dari pihak asing dibalik fenomena tersebut. “yang terjadi di Indonesia, jangan sampai teroris ini menjadi pintu masuk bagi pengaruh asing, dimana membuka kesempatan bagi negara lain sebagai strategi porxy.

“Terorisme bagian dari skenario besar asing. terhadap negara kita harus memikiran berbagai kemungkinan-kemungkinan yang terjadi untuk mempersiapkan hal tersebut sebagai kepentingan negara kita, karena alasan terorisme lah Amerika, Soviet, Cina, Iran, dan banyak negara asing masuk dan sampai sekarang tidak kunjung keluar dari Suriah,” Jelasnya.

Menjawab pertanyaan apakah terorisme itu merupakan rakayasa, Gatot Nurmantyo berkaca pada publik Australia yang menolak pengiriman pasukan untuk bergabung dengan koalisi Amerika memerangi Irak. Namun tiba-tiba setalah terjadi bom Bali dan banyak memakan korban warga Australia, tiba-tiba publik Australi berbalik untuk sepenuhnya mendukung kebijakan bergabung bersama koalisi Amerika tersebut. (SON)

Share.

Comments are closed.