Jakarta, Teritorial.Com – Wakil Presiden, Jusuf Kalla, mengatakan, penyematan label Kota Cerdas atau Smart City untuk suatu daerah diperlukan kolaborasi baik antara kepala daerah dan masyarakat yang pintar dalam menerapkan dan menggunakan inovasi di daerah.
“Yang penting dikembangkan ialah wali kota cerdas dan warga kota yang cerdas. Walaupun segala macam peralatan teknologi ada, tapi warga kota tetap membuang sampah seenaknya, melanggar lalu lintas seenaknya, antri tidak teratur; maka kota itu akan tidak cerdas,” kata Kalla, dalam sambutannya di Indonesia International Smart City Expo and Forum (IISMEX) 2019, di Balai Sidang Senayan, Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan, istilah Kota Cerdas adalah bagaimana kepala daerah dapat memaksimalkan pemakaian teknologi untuk pengelolaan kota antara lain memanfaatkan sampah menjadi tenaga listrik, membangun banyak trotoar untuk pejalan kaki, mengatasi kemacetan serta penyediaan airlistrik untuk kebutuhan masyarakat. “Jadi bukan hanya di kantor wali kota penuh dengan komputer, tidak begitu. Peralatan teknologi bisa dibeli, tapi kecerdasan harus timbul dari kemampuan wali kota untuk mengelola teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Menurut JK, teknologi dalam smart city hanya sebagai penunjang. Yang terpenting adalah kepala daerah yang mampu memaksimalkan teknologi dan berinovasi. “Teknologi bisa dibeli, tapi kecerdasan harus timbul daripada kemampuan wali kota itu untuk mengelola segala macam teknologi yang kemudian bermanfaat untuk masyarakat, Jangan hanya terpukau dengan istilah kota cerdas, yang penting dikembangkan adalah wali kota dan warga yang cerdas,” sambungnya.
Dikatakan JK, konsep kota cerdas merupakan bagian dari peningkatan ekonomi yang adil bagi masyarakat. Untuk itu, diperlukan inovasi dan inisiatif pemerintah daerah untuk memaksimalkan potensi daerah masing-masing. “Usaha pemerintah daerah untuk mengembangkan ekonomi daerah, memberikan inisiatif, tentu bagian yang penting untuk kemajuan kita semua. Meningkatkan kemakmuran yang adil hanya dengan seluruh masyarakat dapat bagian dari kemajuan ekonomi itu sendiri. Semua itu dapat terwujud melalui Pemda yang inisiatif dan inovatif, itulah kota cerdas,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Kalla mendorong seluruh kepala daerah untuk berinovasi dalam menjalankan pemerintahan di daerah, sehingga dapat mewujudkan pelayanan masyarakat yang efisien. “Jadi jangan hanya terpaku pada teknologi. Teknologi adalah alat, yang memakai alat itulah yang harus cerdas. Dan anda semua dapat menjadi cerdas apabila ada inovasi,” kata dia, di hadapan para kepala daerah.
Selain itu, para kepala daerah juga harus saling menyerap keberhasilan daerah lain dalam menerapkan konsep smart city, sehingga kemajuan seluruh daerah dapat berjalan bersama dan tidak ada kesenjangan. “Dengan menjadi kota cerdas, maka secara otomatis daerah tersebut menjadi maju, karena apabila permasalahan di daerah dapat diselesaikan, maka investasi di daerah tersebut akan naik
sehingga membawa kemajuan bagi masyarakatnya,” ujar Kalla.