Bogor, Teritorial.Com – Agus Harimurti Yudhoyono dan Yenny Wahid beserta delapan kepala daerah lainnya mengadakan pertemuan untuk saling bersilahturahmi di Balai Kirti, Komplek Istana Presiden Bogor.
Kedelapan kepala daerah yang data yaitu Wali Kota Bogor, Bima Arya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dilansir dari detik.com.
Pertemuan tersebut diinsiasi oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya, dimana dalam pertemuan tersebut, AHY dan Yenny Wahid beserta delapan kepala daerah telah bersepakat untuk mendinginkan suasana setelah Pilpres 2019 di Masyarakat.
Menurut penjelasan dari Bima, sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com, pembicaraan dalam forum Bogor telah menyepakati untuk membangun Indonesia dengan cara yang damai dan mengedepankan kebersamaan, serta membangun komunikasi ke semua pihak. “Diskusi tanah air hari ini pasca Pilpres. Semangat kami sama, bagaimana agar seluruh proses yang kami hormati, kami berikan tempat, koridor hukum untuk membangun komunikasi satu sama lain” jelas Bima.
Dilansir dari Tempo.co Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan bahwa alasan dari pertemuan di Bogor tersebut karena adanya kegelisahan yang sama diantara tokoh-tokoh yang hadir pada hari itu. “Jadi sebenarnya di daerah –daerah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, NTB, ada fenomena kegelisahan yang sama. Itu terbaca di akar rumput di media, di medsos” ungkap Ridwan Kamil, atau yang akrab dipanggil kang Emil.
Emil mengatakan, AHY, Yenny, dan para kepala daerah sepakat akan memberikan informasi yang membawa gagasan kerukunan perdamaian untuk melawan ruang-ruang informasi yang terlalu tegang dan melelahkan. Tujuannya agar bangsa Indonesia bisa maju terus menghadapi masa depan yang lebih baik.
AHY juga mengatakan bahwa pasca-pemilu, perselisihan di masyarakat terasa kuat sekali, dimana seharusnya yang terjadi adalah kembali merajut persatuan dan persaudaraan. “Benih-benih perselisihan tetap tersemai dan ini tak kami harapkan. Karena bagaimana pun kita semua ingin Indonesia tetap utuh,” ujar AHY sebagaimana dikutip dari Kompas.com.