Jakarta, Teritorial.com – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, menjelang Pemilu 2019, suhu politik di Tanah Air akan makin memanas. Karena itu, ia menganggap bahwa negara akan kembali diuji oleh sejumlah persoalan.
“Banyak godaan dan ujian yang akan kita hadapi,” kata SBY dalam pidato HUT ke-17 Demokrat di Auditorium Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018).
Ujian pertama ialah terkait politik uang (money politics). Menurut dia, demokrasi akan runtuh dan rakyat akan dikebiri manakala uang menjadi penentu segala-galanya. “Gelap politik kita kalau uang digunakan sebagai alat untuk membeli suara rakyat dan juga sebagai transaksi terbangunnya koalisi partai-partai,” ujarnya.
Ujian kedua terkait intimidasi. Menurut SBY, pemilihan umum mesti bebas dari intimidasi yang akan mengganggu keadulatan rakyat untuk menentukan pilihannya. Kekuatan atau power yang dimiliki oleh siapapun tidaklah boleh untuk mengintimidasi dan memaksa seseorang agar memilih kandidat atau partai politik tertentu.
Ujian ketiga terkait politik identitas. Kata SBY, politik identitas yang dimainkan secara berlebihan oleh para kandidat dan parpol peserta pemilu justru menyebabkan demokrasi semakin mundur jauh ke belakang.
“Kita akan diuji apakah pers dan media massa bisa bertindak adil dan memberikan ruang yang berimbang bagi para kandidat dan kontestan peserta pemilu. Media massa adalah milik rakyat, milik kita semua. Janganlah media massa tidak lagi independen dan berimbang dalam pemberitaannya lantaran tekanan pemilik modal dan pihak-pihak tertentu,” tutur SBY.
“Dan kita akan diuji, apakah perangkat negara termasuk intelijen, kepolisian dan militer netral dan tidak berpihak. Ingat, TNI, Polri dan BIN adalah milik negara, milik rakyat Indonesia. Akan mencederai sumpah dan etikanya kalau aparat negara tidak netral. Sebagai salah satu pelaku reformasi, saya ingatkan TNI, Polri dan BIN harus belajar dari sejarah, bahwa karena kesalahan masa lampaunya, rakyat terpaksa memberikan koreksi,” sambungnya.
SBY menuturkan, selama delapan bulan mendatang, rakyat dan pemerintah akan diuji oleh sejarah untuk bisa menciptakan pemilu yang damai. Karena itu, ia mengajak kader Demokrat untuk tidak menjalankan dan masuk ke dalam politik identitas atau SARA.
“Jangan sampai untuk mengejar kemenangan, kita mengorbankan persatuan, persaudaraan dan kerukunan di antara sesama elemen bangsa. Jangan sampai kita ikut menyemaikan benih-benih perpecahan dan disintegrasi yang sangat membahayakan masa depan bangsa kita,” pungkas SBY.