Jakarta, Teritorial.Com – Sebagai bentuk upaya penanggulangan pasca bencana alam terhadap masyarakat Pesisir, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) pada Pendidikan Reguler (Dikreg) Seskoal Angkatan Ke-57 menerima kuliah umum Menteri Sosial Dr. Agung Gumiwang Kartasasmita, M.Si bertajuk “Peran Kemensos RI Dalam Penanganan Masyarakat Pesisir Pasca Bencana Alam”, Jakarta Selasa (22/01).
Pentingnya penanggulangan pasca bencana di daerah pesisir merupakan tema yang saat ini tengah menjadi perhatian khusus bagi pemerintah. Hal tersebut mendasari tentang bagaimana realita yang terjadi saat ini terutama dalam beberapa kasus terakhir bencana justru kerap terjadi di wilayah pesisir pantai. Dengan demikian maka sudah menjadi kewajiban bagi seluruh stake holders tidak terkecuali institusi TNI untuk duduk bersama membahas penanganan pasca bencana yang berasal dari laut.
Sejalan dengan program dan konsentrasi belajar pada Dikreg Tahun 2019, untuk tahun ini Komandan Seskoal Laksmana Muda TNI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., D.E.S.D menekankan tantang perluanya pengkajian khusus terkait bencana alam di Laut. Dengan demikian kehadiran Mensos dalam memberikan kuliah umum menjadi kesempatan bagi Perwira Mahasiswa (Pasis) untuk memiki kemampuan analisis yang komperhensif tidak hanya dalam strategis perang namun juga penanggulangan terhadap bencana di laut yang mana hak tersebut juga merupakan ancaman non-konvensional.
Membahas siklus bencana, Mensos tidak lupa menggarisbawahi sejumlah langkah terpadu soal penyiapan sistem penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial yang didukung dengan sarana dan prasarana logistik yang memadai. “Adapun terkait program lanjutan daripada penanggulangan bencana yakni perlu adanya aktivasi Sistem Tanggap Darurat, diantara seperti dapur umum, tenda, makanan, dan lain sebagainya yang diperlukan para korban bencana selama masih di dalam tenda penggungsian ataupun posko bencana.
“Selain itu Pemberian bantuan pemulihan santunan ahli waris, jaminan hidup, isi hunian, bahan bangunan sebagai modal awal dan sarana pendidikan. Sejauh ini Kemensos juga telah dan selalu berkoordinasi dengan institusi penangulangan bencana lainnya seperti BNPB, Basarnas, dan relawan bencana yang ada untuk masalah pemulihan psikologis masyarakat pasca bencana,” ujar Agung Gumiwang.
“Disebut sebagai penangulangan bencana berbasis masyarakat, hal ini merupakan intisari dari pendekatan yang dilakukan oleh kami, selaku pemerintah sebagai wujud perhatian dan tanggungjawab dimana masyarakat adalah pihak yang menjadi korban utama dari bencana alam, kemudian masyarakat pula yang kurang lebih menjadi pihak yang paling dirugikan akibat bencana, masyarakat pulalah yang tidak lain menjadi pihak yang paling membutuhkan bantuan serta penangnganan utama jika bencana tersebut terjadi,” tegas Mensos.
Adapun untuk pendekatan yang lebih sosial dengan menyasar langsung kepada masyarakat sebagai objek utama, Kemensos juga telah melakukan pendekatan terstruktur dengan membentuk Kampung Siaga Bencana (KSB) dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang berfungsi dalam melakukan deteksi pelaporan terhadap pihak yang berwenang dengan berkoordinasi baik dengan Kepolisian, BNPB, Basarnas dan TNI yang berada dalam teritorial terdekat untuk segera melakukan pertolongan dini jika terjadi bencana.