Mantan Kabais: Panglima TNI Baru, Selain Matra Darat

0

Jakarta-Teritorial.com- Setelah mendapat usulan nama untuk pergantian Panglima TNI, mensesneg Pratikno menyerahkan nama calon Panglima TNI ke DPR. KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto menjadi calon tunggal penggnati Jenderal Gatot Nurmantyo. Perihal calon pengganti Panglima TNI tersebut, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, “Saya menerima Mensesneg Pratikno, yang menyampaikan surat dari Presiden tentang rencana pemberhentian dengan hormat Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo,” Senayan, Jakarta, Senin (4/12).

Pimpinan DPR, menurut Fadli, akan langsung menggelar rapat bersama pimpinan fraksi yang akan digelar siang nanti.”Surat saya terima dan juga diserahkan langsung kepada Plt Sekjen DPR Ibu Damayanti untuk segera diproses. Hari ini kita rapim nanti siang rencananya dan Bamus karena ada beberapa agenda juga,” jelas Fadli.

sebelumnya Nama Marsekal Hadi Tjahjanto memang santer terdengar akan dipilih menjadi Panglima TNI.Hal ini sesuia dengan amanat Pasal 13 Undang-Undang TNI mengenai rotasi pimpinan lembaga militer yang menyatakan bahwa jabatan Panglima TNI dapat dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi aktif tiap-tiap matra/angkatan yang sedang atau pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan.

Wakil Ketua Komisi I Meutya Hafid menanggapi bahwa pergantiang Panglima TNI sudah sesuai dengan rotasi yang semestinya. “Beliau (Marsekal Hadi) saya rasa baik, dan utamanya memenuhi rasa kebersamaan dan keadilan di TNI karena akhirnya AU,” ungakapnya.

Setelah itu, pembahasan akan dibawa ke Komisi I sebagai komisi yang membidangi pertahanan. Uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) akan digelar oleh Komisi I dan hasilnya akan diberikan kepada Presiden Jokowi sebagai bentuk rekomendasi. “Prinsipnya Komisi I siap dan segera akan melakukan fit and proper test. Dan nama KSAU memang sudah kita kaji lama karena memang sudah cukup santer,” jelas Meutya.

Pergantian Panglima TNI dari mantra Udara, sesuai dengan mantan Kabais TNI 2011-2013, Laksda TNI (Purn) Soleman B. Ponto yang meminta agar memperhatikan pola giliran jabatan di tubuh TNI yang sudah berlaku. Dari pola giliran yang sudah terbentuk, kata Soleman, terlihat bahwa Kasad (Kepala Staf Angkatan Darat) mendapat giliran kesempatan yang lebih besar daripada Kasal dan Kasau.

Dirinya menegaskan bahwa, mengikuti pola yang telah terbentuk di tubuh TNI, maka penempatan Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI sebenarnya sudah merusak pola yang telah terbentuk. “Bila mengikuti pola yang sudah terbentuk, maka setelah jenderal Muldoko, jabatan Panglima TNI seharusnya diisi dari TNI AU. Tapi kenyatannya diisi dari TNI AD,” kata Soleman, dalam keterangannya, minggu (3/12).

Dirinya menambahkan, apabila kemudian jenderal Gatot diganti lagi oleh Kasad, maka pola yang terbentuk menjadi semakin rusak. “Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap soliditas TNI,” terangnya. Sejak diberlakukan UU TNI, maka tugas ketiga Angkatan menjadi sangat jelas. Tidak ada salah satu angkatan yang dominan.(Son)

Share.

Comments are closed.