Jakarta – Teritorial.Com – Presiden Joko Widodo memilih Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai calon tunggal Panglima TNI menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo. Marsekal Hadi merupakan perwira TNI AU angkatan 1986. Pria kelahiran 8 November 1963 itu masih lama untuk menuju pensiun.
Kariernya di matra Angkatan Udara bisa dibilang cukup moncer. Begitu lulus dari Akademi Angkatan Udara, Hadi menyelesaikan Sekolah Penerbang TNI AU pada 1987.
Hadi mengawali kariernya di Skadron Udara 4, yang bermarkas di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Tugas skadron ini adalah mengoperasikan pesawat angkut ringan untuk operasi dukungan udara, SAR terbatas, dan kursus penerbang pesawat angkut. Hadi saat itu bertugas membawa pesawat angkut jenis Cassa.
Jabatan strategis Hadi dimulai saat dia menjadi Komandan Lanud Adi Soemarmo, Solo, dengan pangkat kolonel (perwira menengah tertinggi) pada 2010-2011. Pada periode itu, Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Pangkat Hadi pecah bintang pada 2011 saat menjabat Direktur Operasi dan Latihan Basarnas (Dirops dan Lat Basarnas). Masih pangkat marsekal pertama (marsma), suami Nanik Istumawati itu kemudian diangkat menjadi Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU pada 2013.
Nama Hadi semakin dikenal masyarakat dengan posisi ini mengingat Kadispen TNI AU merupakan ‘wajah’ dari matra tersebut. Hadi banyak tampil untuk memberi pernyataan mengenai tugas kedinasan di TNI AU.
Setelah dua tahun menjadi Kadispen TNI AU, bapak dua anak ini dipercaya menjadi komandan lanud TNI AU kelas A. Pada 2015, Hadi menjabat Danlanud Abdulrachman Saleh, Malang, tempat pertama kali dia memulai kariernya sebagai penerbang.
Cukup Dekat Dengan Jokowi.
Belum genap setahun, Hadi langsung didapuk sebagai Sekretaris Militer (Sesmil) Presiden tak lama setelah Jokowi resmi menjadi RI-1. Hadi setia mendampingi Jokowi pergi dalam setiap tugas dinasnya. Pada penugasannya ini, pangkat Hadi naik menjadi marsekal muda (marsda).
Tak lama menjadi Sesmil, Hadi lalu mendapat promosi sebagai Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertahanan. Dia langsung menyandang bintang tiga di pundaknya, yakni marsekal madya (marsdya). Tercatat, dalam kurun waktu 3 tahun, Hadi dua kali mendapat promosi.
Sejumlah kasus korupsi di Kemenhan terkuak di era Hadi menjabat sebagai Irjen Kemenhan. Sebut saja soal kasus penyelewengan dana pembelian pesawat tempur F-16 dan helikopter Apache yang melibatkan pejabat Kemenhan bernama Brigjen Teddy Hernayadi.
“Kasus ini jadi pintu masuk kita (bongkar dugaan korupsi di Kemenhan),” ujar Hadi pada 2016.
Hanya tiga bulan menjabat sebagai Irjen Kemenhan, Hadi pun kemudian dipilih menjadi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) hingga saat ini. Hadi dilantik sebagai KSAU pada Rabu, 18 Januari 2017 menggantikan Marsekal (Purn) Agus Supriatna.
Sepak terjang Hadi di jajaran Mabes TNI AU tak main-main. Di eranya menjadi KSAU, kasus korupsi dalam pembelian helikopter AW-101 terungkap. Hingga saat ini, kasus yang melibatkan sejumlah perwira masih terus berjalan. (ROS).
Sumber : Berbagai Sumber.