Menhan dan Mantan Presiden Buka Sarasehan Gebyar Bela Negara

0

Minahasa, Teritorial.com – Megawati Sukarnoputri Presiden ke 5 Indonesia duet dengan Ryamizard Ryacudu Menteri Pertahanan RI berikan materi dalam Sarasehan Gebyar Aksi Bela Negara, di Gedung Wale Ne Tou Minahasa, Senin (11/12).

Di dampingi oleh Olly Dondokambey Gubernur Sulut, dan dipandu oleh Ferry Liando sebagai moderator. Sarasehan tersebut nampak dihadiri oleh sejumlah tokoh semisal Djarot Saiful mantan Wagub DKI, Wagub Sulut Steven Kandou, Bupati Minahasa Jantje Sajow, dan sejumlah pejabat dari pusat maupun dari Sulut.

Pesertanya ada dari LSM, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para siswa dari sekolah di Sulut. Pada kesempatan tersebut, Megawati yang mengekang pakaian batik coklat dan celana panjang hitam mengatakan bahwa Bangsa Indonesia paling suka bergotong royong, harus terus ditingkatkan, agar tidak mudah dipecah belah. “Bela negara harus jelas, tanpa ada kejelasan hal itu dapat dipergunakan secara politis,” jelas dia.

Ia menambahkan, bahwa kita harus punya keyakinan, bahwa justru Pancasila merupakan perekat seluruh warga, dan harus dilakukan, bahkan sangat bisa dilakukan. Ia menjelaskan, bahwa upaya bela negara harus dimulai dari lingkungan terkecil.”Jika dari keluarga sudah ditanamkan nilai Pancasila pasti sangat kuat untuk bela negara,” jelasnya.

Manado menurutnya harus bangga dijadikan tuan rumah, karena untuk bela negara nanti negara yang akang meminta. “Di sini Indonesia agamanya banyak, rasnya banyak jadi tidak cocok sebagai negara khilafah,” ujarnya menyinggung banyak yang berupaya mengubah dasar negara RI.

“Pancasila sebenarnya proses peradaban manusia melalui kebudayaannya,” jelasnya.

Ia menambahkan di antara makna empat pilar itu ada sopan santun.”Untuk apa kita menghapal tapi akhirnya tidak ada sopan santun, sehingga anak kita diajar untuk bersopan santun dan menghargai,” jelasnya. Menurutnya Presiden itu simbol negara kalau bukan kita siapa yang akan menghormati.

Olly Dondokambey Gubernur Sulut mengatakan bahwa kegiatan sarasehan ini dilaksanakan dari Menhan, supaya masyarakat bisa tahu kenapa harus bela negara. “Agar masyarakat paham program bela negara, karena ini era milenial, Pancasila sudah mulai hilang dari sekolah, untuk membangkitkan kembali nilai Pancasila harus diingatkan lagi,” jelasnya.

Ia menambahkan bela negara bukan tentang angkat senjata tapi bagaimana mengisi pembangunan kedepan lebih baik. Sementara itu Menhan RI mengatakan bahwa Bela Negara itu berdasarkan amanat UU 1945. “Perkembangan pesat warga banyak sudah lupa dengan keindonesiaan, sehingga harus diingatkan kembali, kita harus bersyukur diberikan oleh Tuhan Indonesia,” jelasnya. (SON)

Share.

Comments are closed.