TERITORIAL.COM, JAKARTA – Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) bersama sejumlah warga memilih tidak bekerja dan bertahan di depan Markas Komando (Mako) Brimob Kwitang, Jakarta Pusat, hingga Jumat pagi (29/8/2025). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes atas tewasnya rekan mereka, Affan Kurniawan, yang meninggal setelah terlindas mobil barakuda Brimob saat mengikuti demo di Jalan Penjernihan, Kamis (28/8/2025).
Salah satu pengemudi ojol, Faesal (27), warga Tangerang, mengaku sudah berada di lokasi sejak Kamis malam. Ia menuturkan rela tidak ambil orderan demi memperjuangkan keadilan untuk almarhum Affan.
“Saya pilih libur dulu, yang penting perjuangkan hak teman. Kawan kita meninggal karena dilindas barakuda Brimob, jadi sudah sepatutnya kami minta keadilan,” ujar Faesal saat ditemui di depan Mako Brimob, Jumat (29/08/2025)
Senada dengan Faesal, warga lain bernama Fauzi (29) juga mengaku tidak masuk kerja hari ini. Ia mengatakan nekat bertahan di lokasi karena merasa prihatin dengan nasib pengemudi ojol yang tewas dalam insiden tersebut.
“Enggak tega aja lihatnya. Namanya juga manusia, kita punya empati. Apalagi meninggalnya dilindas barakuda Brimob,” ujar Fauzi.
Menurut Fauzi, ia dan massa aksi lainnya akan tetap berada di depan Mako Brimob sampai ada solusi nyata dari pihak berwenang. “Selama rakyat belum dapat keadilan yang sebenar-benarnya, kami akan terus bertahan di sini,” tegasnya.
Aksi Protes Meluas
Peristiwa tragis yang menimpa Affan Kurniawan terekam dalam video dan viral di media sosial. Hal itu memicu lonjakan kemarahan dan solidaritas dari sesama pengemudi ojol serta masyarakat umum. Mereka beramai-ramai mendatangi Mako Brimob Kwitang untuk menuntut keadilan.
Kisah Affan, Tulang Punggung Keluarga
Affan Kurniawan (21) bukan hanya seorang pengemudi ojek online, tetapi juga penopang utama ekonomi keluarganya. Sehari-hari, ia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan orang tua, kakak laki-lakinya yang juga berprofesi sebagai ojol, serta adik perempuannya yang masih duduk di bangku SMP.
“Affan itu andalan ibunya, benar-benar tulang punggung keluarga,” ungkap Muri, pemilik kontrakan tempat keluarga Affan tinggal di Jalan Tayu, Menteng, Jakarta Pusat.
Di rumah kontrakan berukuran 3×11 meter, Affan hidup bersama tujuh anggota keluarga lainnya. Kehidupan mereka sederhana, orang tua bekerja serabutan, sementara adiknya masih bersekolah.
Meski hidup serba pas-pasan, Affan dikenal rajin dan pantang menyerah. Hampir setiap hari, ia sudah berangkat sejak pukul 05.30 pagi, pulang siang sebentar untuk istirahat, lalu kembali bekerja hingga malam.
Fachrudin, paman dari ayah Affan, menuturkan bahwa keponakannya itu adalah sosok yang santun dan tidak pernah membuat masalah. “Anaknya sopan, rajin, enggak pernah neko-neko. Semua orang di kampung kenal dia anak baik,” ucap Fachrudin.
Kapolri Sampaikan Permintaan Maaf
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akhirnya angkat bicara terkait insiden ini. Ia menyampaikan rasa duka cita mendalam sekaligus permohonan maaf kepada keluarga korban dan seluruh pengemudi ojek online.
“Saya menyampaikan belasungkawa dan permintaan maaf dari institusi kami atas musibah yang menimpa almarhum Affan. Semoga keluarga diberi ketabahan,” ujar Listyo saat menjenguk keluarga korban di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025).
Listyo menegaskan pihaknya akan berupaya menjaga agar kejadian serupa tidak terulang. “Mudah-mudahan ke depan semuanya bisa lebih baik dan tetap terjaga,” tambahnya.