TERITORIAL.COM, JAKARTA – Komitmen abadi Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia di bawah payung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali diakui secara internasional. Satuan Tugas (Satgas) Maritime Task Force (MTF) TNI Konga XXVIII-P/UNIFIL menerima penghargaan tertinggi, “United Nations Medal”, dalam sebuah upacara militer yang khidmat di atas Geladak Heli KRI Sultan Iskandar Muda-367, Port of Beirut, Lebanon, pada Senin (25/11).
Penghargaan bergengsi ini mengukuhkan peran aktif dan profesionalisme TNI Angkatan Laut (TNI AL) dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB, sebuah tradisi diplomasi yang telah dipegang teguh sejak era Presiden Soekarno dan terus diperkuat di bawah kepemimpinan saat ini. Ini adalah manifestasi nyata dari amanat Pancasila, khususnya sila kedua, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.
Upacara Medal Parade dipimpin langsung oleh MTF Commander, Laksamana Muda Stephan Plath dari Jerman, dan dihadiri oleh jajaran tinggi Indonesia dan Lebanon, termasuk Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali dan Ketua Umum Jalasenastri Ny. Fera Muhammad Ali.
Penyematan medali kehormatan, yang diwakili oleh Komandan KRI SIM-367 Letkol Laut (P) Anugerah Annurullah dan Pilot 1 Mayor Laut (P) Arif Heri, menjadi simbol apresiasi atas kesiapan teknis, profesionalisme, dan capaian operasional luar biasa KRI SIM-367.
“Kepercayaan yang tak tergoyahkan ini tidak hanya mencerminkan kesiapan operasional kami, melainkan juga komitmen teguh kami untuk membangun perdamaian dan stabilitas,” tegas Kasal Laksamana Muhammad Ali dalam sambutannya.
Kasal juga menekankan bahwa misi MTF ini adalah “diplomasi maritim Indonesia dalam tindakan”, membawa semangat dan cita-cita bangsa melewati perairan Lebanon, sejalan dengan visi Panglima TNI “PRIMA” (Profesional, Tangguh, Dicintai Rakyat).
Kehadiran Duta Besar RI untuk Lebanon Dicky Komar, Komandan Angkatan Laut Lebanon Laksamana Mustafa Al-Ali, serta berbagai pejabat militer dan sipil terkemuka lainnya, menegaskan signifikansi peristiwa ini bagi hubungan bilateral dan citra Indonesia di kancah global.
Setelah sesi kemiliteran, acara berlanjut dengan resepsi yang mengubah geladak heli KRI Sultan Iskandar Muda-367 menjadi panggung mini kebudayaan Indonesia. Beraneka macam kuliner nusantara disajikan, sukses memperkenalkan kekayaan rasa dan budaya Indonesia kepada para tamu internasional.
Momen ini mempertegas bahwa keterlibatan Indonesia dalam misi perdamaian PBB, yang berawal sejak pengiriman Kontingen Garuda pertama tahun 1957, tidak hanya fokus pada keamanan. Lebih dari itu, ia juga merupakan upaya nyata untuk membangun jembatan persahabatan dan pemahaman antarbangsa.
Pemberian United Nations Medal ini adalah bukti nyata bahwa komitmen Indonesia untuk menjaga perdamaian dunia, yang juga didukung penuh oleh kebijakan pertahanan di era Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, adalah sebuah narasi abadi yang dijalankan dengan penuh dedikasi dan profesionalisme.
(*)

