Jakarta, Teritorial.Com – Ditengah hiruk pikuk jelang tahun politik 2019, Putri Presiden Pertama RI Soekarno (Bung Karno) Rachmawati Soekarnoputri mengingatkan rakyat Indonesia menjelang pemilihan presiden 2019 mendatang untuk tidak menjadi keledai.
Saudara kandung Megawati Soekarnoputri tersebut mengingatkan bahwa apa yang terjadi pada negara Indonesia untuk tidak lagi terulang di tahun-tahun mendatang. Rachmawati menjelaskan bahwa saat ini bangsa Indonesia dipenuhi oleh orang-orang yang pro dengan asing alias antek-antek asing.
Kapitalisme neoliberal telah melampau batasnya semua dijual ke tangan asing, ini kesalahan untuk itu kedepan hal tersebut tidak bisa dibiarkan. “Saya ingatkan kepada rakyat, jangan jadi keledai dalam memilih pemimpin yang sama,” kata Rachmawati dalam sebuah diskusi publik di Resto Palau Dua, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/8/2018).
Seruan peringatan Rachmawati tersebut, nampak terang-terangan ditujukan kepada pemimpin pemerintah RI saat ini. Dimana dalam sepanjang pernyataannya, ia menilai bahwa Rezim Jokowi dan Jusuf Kalla (JK) sebagai antek asing karena melahirkan produk Undang-Undang yang memberikan peluang terhadap kekuatan asing.
Rachmawati mengungkapkan, UUD 1945 yang telah mengalami amandemen menjadi akar permasalahan besar terhadap bangsa Indonesia. “Jadi tidak heran yang mimpin sekarang bekerja untuk kepentingan asing,” ujarnya.
Ia pun menyinggung munculnya paham radikal yang sering menyudutkan agama atau kepercayaan tertentu, yang sebenarnya hal tersebut bagian dari proxy war asing yang ingin merusak tatanan kebangsaan. “Orang bicara radikalisme dalam golongan Islam misalnya, padahal yang melakukan adalah kapitalisme sendiri kepada pasar bebas,” tegas Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Kemudian ia berharap, siapapun nantinya yang menggantikan rezim Jokowi agar mengembalikan UUD 1945 menjadi nafas Indonesia. “Kita harus kembali ke UUD 45, itu yang paling penting, siapapun berkuasa,” pinta Rachmawati. Atas dasar itulah, Rachmawati perlu mengingatkan rakyat Indonesia untuk tidak memilih pemimpin yang sama laiknya tabiat seokor keledai.