Prabowo Diminta Bersiap Menghadapi Ancaman di Kawasan Indo-Pasifik

0

Yogyakarta, Teritorial.com – Presiden Prabowo Subianto diminta bersiap untuk menghadapi ancaman yang muncul di kawasan Indo-Pasifik.

Menurut pengamat ketahanan nasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Armaidy Armawi, kawasan Indo-Pasifik akan jadi rebutan di tengah situasi global yang tidak menentu seperti saat ini.

Armaidy mengatakan pemerintah Indonesia harus memperketat keamanan dan pertahanan nasional di wilayah perbatasan Indo-Pasifik untuk menjaga kedaulatan negara.

Bukan hanya ancaman militer, Armaidy juga menilai bahwa pengaruh politik dan ekonomi juga akan jadi rebutan di kawasan Indo-Pasifik.

Menurut dia, kawasan yang mencakup Laut Natuna Utara hingga perbatasan selatan dengan Australia telah menjadi wilayah strategis yang diperebutkan oleh kekuatan global terutama karena sumber daya alam yang melimpah dan lokasinya yang strategis.

Pemerintah, menurut dia, tidak bisa hanya mengandalkan hubungan persahabatan dengan negara-negara tetangga, tetapi juga harus waspada terhadap perebutan pengaruh yang terjadi secara perlahan namun nyata.

“Filosofi seribu kawan masih sedikit, satu musuh terlalu banyak tetap relevan, tetapi harus diiringi dengan kehati-hatian dalam menentukan langkah ke depan,” kata dia.

Dia berharap pemerintah baru mampu memanfaatkan situasi global yang tidak menentu saat ini untuk memperkuat posisi Indonesia karena pada akhirnya yang berpotensi terdampak adalah masyarakat Indonesia.

“Transformasi geopolitik ini mungkin tidak terlihat jelas, tetapi perebutan pengaruh dan kekuatan adalah hal yang harus diwaspadai. Ini bukan hanya soal menjaga batas wilayah, tetapi juga mempertahankan sumber daya alam dari eksploitasi oleh pihak-pihak luar,” ujar dia.

Lebih lanjut, dosen Fakultas Filsafat UGM ini mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki tantangan besar dalam menjaga wilayahnya yang luas.

Sistem pertahanan Indonesia, menurut dia, seharusnya berlandaskan kepada pemahaman bahwa Indonesia adalah negara archipelago.

Dengan belasan negara yang berbatasan langsung, kata Armaidy, Indonesia juga harus memastikan bahwa kekuatan alutsista dan jumlah pasukan cukup memadai untuk menjaga kedaulatan.

“Jika dihitung dengan luas wilayah, jumlah pasukan Indonesia masih kurang,” ujar dia.

Pada tingkat domestik, Armaidy menekankan pentingnya mengembalikan kepercayaan rakyat sebagai pondasi dari ketahanan nasional.

Dia menuturkan keberhasilan kabinet baru dalam menghadapi tantangan ini sangat bergantung pada kekompakan, visi kebangsaan yang kuat, serta upaya nyata untuk menegakkan hukum dan mewujudkan konstitusi sebagai landasan dasar ketahanan nasional.

Indikator keberhasilan suatu pemerintahan, kata dia, adalah sejauh mana pemerintah mampu mewujudkan konstitusi itu dan berpegang pada konstitusi itu dengan baik dan konsisten.

Share.

Comments are closed.