Rio De Janeiro, Teritorial.com – Presiden Prabowo Subianto akan menyuarakan sikap dan posisi Indonesia sebagai “bridge builder” dalam partisipasi perdana Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) pada Minggu (6/7).
“Presiden Prabowo, yang hadir untuk pertama kalinya, akan menggunakan kesempatan ini untuk menyuarakan sikap dan posisi Indonesia sebagai bridge-builder dalam berbagai isu global dan upaya kolektif di tengah situasi dunia yang semakin tidak menentu,” ujar Kemlu dalam pernyataannya di Jakarta.
Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS pada 1 Januari 2025. Forum kerja sama internasional ini dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok pada 2009. Afrika Selatan bergabung pada 2010, disusul oleh Ethiopia, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi pada 2024.
Sebagai negara yang tergabung dalam Global South dan G20, Indonesia akan memanfaatkan forum BRICS sebagai platform untuk memperjuangkan kerja sama global yang lebih adil dan inklusif. Kemlu menekankan bahwa Indonesia akan memajukan kepentingan nasional dalam berbagai bidang ekonomi, keuangan, pendidikan, dan teknologi melalui forum ini.
Selama berada di Rio de Janeiro, Presiden Prabowo dijadwalkan akan melakukan beberapa pertemuan bilateral untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang.
Para pemimpin BRICS akan membahas sejumlah isu politik dan keamanan global, termasuk konflik yang berkepanjangan di berbagai kawasan, reformasi tata kelola global, dan penguatan multilateralisme. Mereka juga akan mengangkat berbagai permasalahan dan peluang kerja sama ekonomi dan keuangan, serta isu-isu lainnya seperti tata kelola kecerdasan buatan, lingkungan dan aksi iklim, serta kesehatan global.
KTT BRICS berlangsung pada 6-7 Juli dengan tema “Strengthening Global South Cooperation to a More Inclusive and Sustainable Governance”. Pertemuan ini dihadiri lebih dari 30 pemimpin negara anggota BRICS, negara mitra, undangan khusus, dan para kepala organisasi internasional.
KTT tersebut diharapkan akan menghasilkan “Leaders’ Declaration” yang mencerminkan posisi dan komitmen bersama BRICS terkait isu-isu politik dan keamanan, ekonomi dan keuangan, serta keberlanjutan pelibatan berbagai pemangku kepentingan dalam kerangka BRICS.
Sejak bergabung dalam BRICS, Indonesia telah berpartisipasi aktif dalam sedikitnya 165 pertemuan, termasuk 20 pertemuan tingkat menteri, menunjukkan komitmen negara dalam forum kerja sama internasional ini.