TERITORIAL.COM, JAKARTA — Presiden RI Prabowo Subianto memanggil Kepala Badan Logistik Pertahanan (Kabaloghan) Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, Yusuf Jauhari, ke Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa (2/12) sore.
Pemanggilan ini memicu dugaan kuat bahwa Presiden berupaya mempercepat koordinasi penanganan bencana alam, khususnya terkait distribusi bantuan kemanusiaan skala besar di wilayah Sumatra.
Awalnya, Yusuf Jauhari, yang mengenakan seragam lengkap TNI, tiba di kompleks Istana sekitar pukul 16.20 WIB, kemudian langsung bergegas menemui Presiden.
Keheningan Pejabat di Tengah Desakan Media
Meskipun demikian, Kabaloghan memilih bungkam saat awak media mendesak konfirmasi mengenai agenda pertemuannya.
“Kami cuma diundang ke sini,” kata Yusuf, menjawab maksud kedatangannya ke Istana Kepresidenan, Jakarta.
Media mengarahkan pertanyaan terkait isu sensitif, termasuk evaluasi distribusi bantuan ke korban banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.
Selain itu, wartawan juga meminta tanggapan perihal keluhan penyintas mengenai bantuan yang rusak akibat dijatuhkan dari helikopter.
Namun, Yusuf Jauhari tetap tidak memberikan jawaban spesifik, sebagai hasilnya, agenda utama pertemuan tetap dirahasiakan.
Koordinasi Armada Udara dan Respons Presiden
Sementara itu, Pemerintah telah mengerahkan armada udara gabungan yang signifikan dalam operasi penanganan bencana ini.
Hingga 30 November 2025, total 28 helikopter dari berbagai institusi, termasuk TNI, Kepolisian, dan BNPB, bertugas mendistribusikan bantuan serta mengevakuasi korban di area terisolasi.
Pertemuan ini terjadi hanya satu hari setelah Presiden Prabowo melakukan kunjungan 12 jam ke tiga provinsi terdampak di Sumatera, mulai dari Tapanuli Tengah di Sumatera Utara, Aceh Tenggara di Provinsi Aceh, hingga Padang Pariaman di Sumatera Barat.
Kunjungan langsung tersebut memberikan Presiden bahan evaluasi untuk memastikan penanganan bencana berjalan tepat dan cepat.
Tindak Lanjut Prioritas Penanganan Bencana
Pada dasarnya, pemanggilan Kabaloghan menunjukkan fokus tinggi Presiden pada efisiensi logistik. Peran strategis Kabaloghan dalam memastikan rantai pasok militer menjadi kunci untuk mendukung operasi kemanusiaan skala besar.
Dengan demikian, koordinasi tingkat tinggi ini bertujuan memastikan bahwa bantuan dapat menjangkau seluruh titik terdampak secara merata.
Presiden menegaskan kembali komitmen negara untuk hadir di tengah kesulitan rakyat, dan oleh karena itu, ia memerlukan laporan langsung serta rencana tindak lanjut yang cepat dari Kepala Logistik Pertahanan.

