TERITORIAL.COM, JAKARTA – Universitas Indonesia (UI) menjadi sorotan publik usai mengundang Peter Berkowitz, akademisi asal Amerika Serikat yang dikenal sebagai pendukung Israel, dalam acara orientasi mahasiswa pascasarjana tahun 2025.
Berkowitz merupakan peneliti senior di Hoover Institution, Universitas Stanford. Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Perencanaan Kebijakan pada masa pemerintahan Donald Trump. Sosoknya kerap menuai kritik lantaran dianggap sebagai pembela Israel dan penulis artikel yang mendukung agresi di Palestina.
Dalam acara bertajuk Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana UI 2025 yang disiarkan melalui kanal YouTube resmi UI pada Sabtu (23/8/2025), Berkowitz hadir bersama sejumlah tokoh lain, di antaranya Direktur Utama PT Pindad Sigit Santoso dan Rektor UI Heri Hermansyah.
Dalam orasi ilmiahnya, Berkowitz menyinggung peran pendidikan dalam demokrasi, perlindungan hak asasi manusia, hingga pentingnya kurikulum dalam membangun kontribusi mahasiswa bagi negara. Ia juga mengutip pemikiran Aristoteles dalam buku klasik Politics.
Berkowitz sendiri dikenal sebagai ilmuwan politik dan hukum. Ia menempuh pendidikan di Swarthmore College, Hebrew University of Jerusalem, meraih gelar doktor di Yale University, serta pernah mengajar filsafat politik di Harvard University.
Menanggapi kontroversi ini, Universitas Indonesia mengakui Berkowitz memang diundang untuk menyampaikan orasi ilmiah. Namun, pihak kampus menegaskan bahwa UI tetap berpegang teguh pada konstitusi Indonesia yang konsisten mendukung kemerdekaan Palestina.
“UI tetap konsisten pada sikap berdasarkan UUD 1945, yakni menolak segala bentuk penjajahan, termasuk mendukung perjuangan rakyat Palestina menghadapi agresi Israel,” ujar Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI, Arie Afriansyah, dalam keterangannya, Minggu (24/8).
Arie menambahkan, pada Januari 2025 lalu, Rektor UI juga sudah menegaskan sikap dukungan terhadap Palestina secara langsung kepada Duta Besar Palestina saat berkunjung ke kampus Depok.
Pihak UI menyampaikan permohonan maaf atas polemik yang muncul akibat kehadiran Peter Berkowitz. Arie menegaskan, kritik dan masukan dari publik akan menjadi pembelajaran bagi UI untuk lebih selektif dalam memilih narasumber internasional.
“Dengan segala kerendahan hati, UI mengakui kurang hati-hati. Untuk itu kami meminta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kekhilafan dalam melakukan pemeriksaan latar belakang narasumber,” ucap Arie.
UI juga berjanji akan lebih cermat di masa mendatang agar peristiwa serupa tidak terulang, sekaligus menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung penuh kemerdekaan Palestina.

