Saat Hadiri Peringatan Maulid Nabi, Panglima Sindir Ulama Yang Gemar Berbicara Kasar, Kok Bisa ?

0

Jakarta, Teritorial.com – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo hadir pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Lapangan Silang Monas, Jakarta. Kehadiran Gatot mendapat sambutan hangat dari seluruh tamu undangan para alim ulama serta Jamaah yang hadir pada peringatan tersebut.

“Saya di sini kalau melihat jamaah begini pinggang saya gemeteran, apalagi saya berdiri di belakangnya para guru, ulama dan habaib. Saya bukan ustaz tapi harus bicara di depan para ulama,” terang Gatot di Silang Monas, Jakarta, di tulis Sabtu (3/12).

Semangat keislaman yang begitu kental dalam perayaan tersebut sempat membuatnya bingun saat hendak menyampaikan sambutan di hadapan para jamaah dan ulama. Meski begitu dirinya mengakui bahwa kehadirannya, karena bentuk kecintaannya terhadap keteladanan baginda Rasullah SAW.

“Saya bingung apa yang mau saya omongin di sini. Tapi saya hadir ke sini alhamdulilah di acara Maulid Nabi Muhammad SAW, karena kecintaan saya kepada Rasulullah sama dengan bapak dan ibu sekalian,” jelasnya

Baginya, perayaan ini merupakan momen bersejarah bagi seluruh ummat Islam, sosok Nabi Muhammad SAW telah memberikan banyak contoh keteladanan yang patut ditiru semua umatnya. Bahkan salah satu sifatnya yang memberikan kasih sayang bahkan terhadap musuh sekalipun. “Terhadap musuh-musuhnya pun demikian, Rasulullah mengatakan kita harus berbuat baik kepada tawanan bahkan memberikan makanan yang sangat layak,” ungkapnya.

“Hal ini lah yang terus disampaikan dan menyebarkan agama Islam ke seluruh dunia. Ini yang diajarkan Islam dan harus benar-benar kita tiru serta teladani,” lanjut Gatot.

Gatot juga menambahkan, jika ingin mengikuti jejak Rasulullah untuk tinggal di surga Allah SWT, maka dilarang untuk saling menjelek- jelekkan maupun berucap kasar kepada orang lain.Panglima TNI juga menghimbau jamaah untuk tidak melakukan ujaran kebencian dalam bentuk apapun yang dapat menebar kebiencian dan bertentagan dengan ajaran Rasulullah.

“Jadi saya ingatkan kalau ada ulama berbicara kasar dan menjelek-jelekkan orang lain itu bukan ulama yang mencontoh Rasulullah, bukan. Sama juga yang saya dengar dari guru-guru saya dan para habaib di majelis Rasulullah ini tidak pernah mendengar kata yang membuat kita marah, karena selalu menjelaskan apa yang diajarkan Rasulullah kepada kita,” jelas Gatot.

Menutup akhir kalimatnya, Gatot meminta maaf kepada para jamaah serta ulama karena tidak bisa mengikuti acara hingga selesai. “Itu saja yang bisa saya sampaikan bib, maaf tidak bisa sampai selesai. Para jamaah yang sudah jauh-jauh ke sini bukan semata berkumpul saja tapi kita ingin meneladani apa yang dilakukan Rasulullah,” tutupnya.(son)

Share.

Comments are closed.