TERITORIAL.COM, JAKARTA – Rencana pengiriman pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk misi perdamaian ke Jalur Gaza menjadi sorotan utama. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardiansyah, memastikan bahwa komunikasi antara Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subianto berjalan sangat baik terkait rencana strategis ini.
Freddy menjelaskan bahwa setiap rencana pengerahan kekuatan TNI, terutama yang bersifat strategis, selalu dibahas secara terarah, terpadu, dan melibatkan lintas kementerian/lembaga. Hal ini sangat penting karena keputusan untuk mengirim pasukan perdamaian ke luar negeri adalah wewenang penuh dari pemerintah pusat.
Pengiriman prajurit TNI ke luar negeri tidak hanya melibatkan Presiden dan Panglima TNI. Pembahasan mendalam juga dilakukan di tingkat kementerian, termasuk Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri.
“Pembahasan tingkat kementerian diperlukan untuk memastikan langkah yang diambil selaras dengan kebijakan luar negeri Indonesia dan prinsip non-blok,” tambah Freddy.
Saat ini, TNI masih berada dalam posisi menunggu keputusan resmi dari pemerintah mengenai pengiriman pasukan perdamaian ke Gaza. Sambil menunggu, TNI juga terus mempersiapkan pasukan agar tetap dalam kondisi siap untuk diberangkatkan.
Kapuspen menegaskan bahwa TNI siap melaksanakan setiap keputusan pemerintah dengan menjunjung tinggi profesionalisme, proporsionalitas, dan tetap memegang teguh perdamaian serta kepentingan nasional Indonesia, berdasarkan pada legal standing nasional dan internasional.
Perlu diketahui, Presiden Prabowo Subianto telah secara tegas menyatakan sikap Indonesia untuk mendukung terciptanya perdamaian di Gaza. Pernyataan ini disampaikan dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-13 ASEAN-United States (US) di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, pada 26 Oktober 2025.
Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengerahkan pasukan perdamaian di wilayah yang membutuhkan perlindungan dan penegakan.
“Mari kita memilih untuk berada di sisi sejarah yang benar. marilah ASEAN dan AS menjadi mitra perdamaian. Membangun perdamaian yang lestari, memupuk kerja sama yang membangun, dan memperkuat kemitraan yang memberikan manfaat nyata bagi rakyat kita dan dunia,” pungkas Prabowo.
(*)

