Jakarta, Teritorial.com – Berangkat dari kompleksitas permasalahan gizi di Indonesia yang sangat tinggi, hal tersebut menuntut intervensi bersama seluruh elemen masyarakat, khususnya pemuda yang turut andil dalam perbaikan gizi di Masyarakat. Perhatian terhadap gizi sangatlah penting karena erat kaitanya dengan pertumbuhan dan perkembangan seoarang anak di masa selanjutnya.
Konsorsium Indonesia Bergizi kembali menyelenggarakan Konferensi Indonesia Bergizi 2017, JAPFA Foundation, Hotel Menara Panisula Slipi Jakarta (8/12). sebuah acara tahunan yang melibatkan lintas sektor untuk berdiskusi bersama guna menjawab permasalahan gizi di Indonesia dari perspektif sosial ekonomi, industri kreatif dan birokrasi advokasi yang berkelanjutan dan terukur. Di tahun ketiga ini, Konferensi Indonesia Bergizi mengangkat tema Perbaikan Nutrisi yang Berkelanjutan untuk Memerangi Stunting Dalam Era SDGs Melalui Pendekatan Kewirausahaan Sosial.
Sebagai pembuka acara, Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Ir. Doddy Izwardy, MA yang juga selaku Keynote speaker dalam konfrensi tersebut, menekankan bahwa mengutamakan perhatian terhadap pembangunan gizi mulai dari usia anak-anak remaja hingga dewasa merupakan hal yang penting karena tanpa gizi yang baik sulit nampaknya seoarang anak memperoleh tumbuh kembang yang baik. “Mindset yang paling utama, karena hal itu harus terbentuk diantara para orang tua, darimana seoarang anak mendapatkan gizi yang baik kalau tidak diawali dari orang tuanya sendiri” Tegasnya dihadapan para tamu undangan.
Dalam konfrensi yang dibuka dengan melantunkan lagu Indonesia Raya tersebut, Doddy mengingatkan para tamu undangan bahwa Indonesia sampai dengan saat ini masih terkendala pada faktor gizi. “Adapun faktor gizi tersebut bisa dari antar generasi maupun intra generasi, yang dimaksud dengan lintas generasi adalah kekurangan gizi seperti kita dengan anak kita dengan adik kita bahkan dalam satu keluarga sendiri pun berbeda, nah kalo intra generasi yah seperti kita-kita ini sebaya masih sangat terlihat perbedaan yang mencolok”. Ungkap Doddy.
Dalam konfrensi pers yang digelar oleh JAPFA Foundation, kepada teritorial.com Head of JAPFA Foundation Andi Prasetyo, menegaskan bahwa sebagai pihak swasta, penanganan terhadap masalah gizi di Indonesia tidak boleh ditingal. Sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah langkah-langka yang inovatif harus dapat ditempuh.
Baginya, di era pembangunan berkelanjutan, solusi masalah kesehatan tidah harus terus berfokus pada bantuan sosial yang bergantung pada donasi, para generasi muda banyak menggunakan teknologi dan kewirausahaan sosial yang juga sebagai sarana pendekatan kepada masyarakat.
Salah satunya dengan INZI Creative Project 2017, sebuah kompetisi bertema Inovasi Ide Wirausaha Sosial Berbasis Teknologi Dalam Peningkatan Gizi di Masyarakat, Andi mengatakan bahwa nantinya para finalis yang baru diumumkan 9/12/2017 akan mendapatkan kesempatan penyertaan modal. “seed capital tentu akan kami dukung untuk merealisasikan ide mereka”. Ungkapnya.
Kepada putra/i Indonesia yang berhasil memenangkan kompetisi INZI Creative Project 2017 nantinya akan mendapatkan pembinaan khusus dan pelatihan guna menambah wawasan mereka dalam menghadapi berbagai tantangan bisnis dan usaha di masa mendatang. (SON)