JAKARTA, Teritorial.com – Hari istimewa “Maulidur Rasul” yang dinanti-nanti kaum muslimin telah datang. Semesta alam bergembira menyambut kelahiran Nabi sang pembawa cahaya tersebut. Tak hanya penduduk bumi, penduduk langit pun ikut bertasbih dan bersuka cita.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa kelahiran Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah hari Senin bulan Rabi’ul Awal pada tahun Gajah. Bulan ini menjadi istimewa karena kaum muslimin di belahan penjuru dunia merayakan Maulid Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. (Baca Juga: Keutamaan Maulid Nabi Muhammad yang Jarang Diketahui Orang)
Merayakan Maulid Nabi memiliki banyak keberkahan dan hasanah. Berkah itu tidak terbatas kepada kaum muslimin saja, tetapi juga sampai kepada orang kafir sendiri. Sebut saja Abu Lahab, seorang kafir Quraisy –Al-Qur’an sendiri menegaskannya sebagai penghuni neraka–, akan tetapi dia mendapat berkah karena bergembira atas kelahiran Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Dikisahkan dalam hadis riwayat Al-Bukhari dalam kitab sahihnya, tatkala mendengar kabar kelahiran Nabi Muhammad, Abu Lahab sang paman Nabi bersuka cita, melompat-lompat riang gembira seraya meneriakkan kata-kata pujian sepanjang jalan.
Tidak hanya cukup mengungkapkan kegembiraannya, akan tetapi ia memerdekakan budaknya Tsuwaibah, orang yang menyusui Nabi صلى الله عليه وسلم. Inilah bentuk kegembiraan Abu Lahab yang menyebabkan ia mendapatkan keringanan siksaan setiap malam Seninnya. Dia memperoleh air minuman yang keluar dari antara dua jarinya lalu meminumnya.
Sebagai muslim yang baik, sepantasnya kita mengambil hikmah dari kisah di atas. Bahwa kegembiraan Abu Lahab menyambut kelahiran Rasulullah dengan membebaskan budaknya Tsuwaibah mendapatkan anugerah dari Allah, yaitu keringanan siksaan setiap malam Seninnya.Lalu, bagaimana dengan umat muslim yang beriman merayakan Maulid Nabi dan bersyukur atas kelahiran pemimpin para Nabi itu. Tentu mereka akan mendapatkan berkah yang lebih besar lagi.
Ulama bergelarAl-Hafidz (gelar ulama yang hafal seratus ribu hadis), yaitu Al-Hafidz Syamsuddin ad-Dimasyqi berkata dalam bentuk syair:
“Apabila seorang kafir yang telah jelas menjadi penghuni neraka yang kekal. Pada tiap malam Seninnya diringankan siksaannya, sebab bergembiradengan kelahiran Nabi. Terus bagaimana dugaanmu dengan seorang yang sepanjang hidupnya bergembira dengan kelahiran Nabi dan ia meninggal dalam keadaan beriman.”
Al-Hafidz Syamsuddin al-Jazri juga ikut berkomentar sebagai berikut: “Apabila Abu Lahab yang merupakan seorang kafir yang jelas dalam Al-Qur’an dijelaskan ia akan masuk neraka, akan tetapi ia mendapat balasan baik sebab bergimbaranya dengan kelahiran Nabi. Lantas, bagaimana keadaan seorang muslim yang bertauhid dari umat Nabi. Bergembira dengan kelahiran Nabi dan memberikan sekadar kemampuannya karena kecintaan kepada beliau. Aku bersumpah demi umurku balasannya adalah Allah memasukkan ke dalam surga-Nya.” (Baca Juga: Ya Nabi Salam ‘Alayka! Semua Malaikat Turun Bertasbih dan Berhala Pun Tumbang)
Maulid Nabi Dapat Menolak Bala
Begitu banyak keberkahan memperingati Maulid Nabi. Salah satunya dapat menolak bala. Hal ini dikatakan Imam Jalaluddin As-Suyuthi:
مَا مِنْ مُسِلِمٍ قَرَأَ فِي بَيْتِهِ مَوْلِدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا رَفَعَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى الْقَحْطَ وَالْوَبَاءَ وَالْحَرْقَ وَالْغَرْقَ وَاْلآفَاتِ وَالْبَلِيَّاتِ وَالْبُغْضَ وَالْحَسَدَ وَعَيْنَ السُّوْءِ وَاللُّصُوْصَ عَنْ أَهْلِ ذَلِكَ الْبَيْتِ،
“Tiadaklah seorang muslim yang membaca Maulid Nabi di rumahnya kecuali Allah mengangkat kemarau, wabah, kebakaran, karam, penyakit, bala, murka, dengki, mata yang jahat dan pencuri dari ahli rumah tersebut.”
فَإِذَا مَاتَ هَوَّنَ اللهُ عَلَيْهِ جَوَابَ مُنْكَرٍ وَنَكِيْرٍ، وَيَكُوْنُ فَي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيْكٍ مُقْتَدِرٍ
“Jika orang tersebut meninggal dunia, niscaya Allah memudahkan baginya menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, dan adalah tempat duduknya pada tempat yang benar disisi Tuhan yang Maha memiliki lagi kuasa.”
Ulama besar sufi Imam Junaid Al-Baghdadi berkata:
من حضر مولد الرسول وعظم قدره فقد فاز بالإيمان
“Siapa yang menghadiri Maulid Rasul dan mengangunggkan-Nya maka sungguh ia beruntung meraih keimanan.”
Imam Hasan Al-Bashri berkata:
وددت لو كان لي مثل جبل أحد ذهبا لأنفقته على قراءة مولد الرسول
“Andai aku punya emas sebesar bukit Uhud, maka aku ingin membelanjakannya untuk membaca Maulid Rasul.”
Merayakan Maulid Nabi adalah perkara baik dan mulia. Sebab, di dalamnya terdapat banyak keberkahan di dunia maupun di akhirat. Mudah-mudahan kita tidak terhalang mendapatkan keberkahan tersebut. Aamiiin. Selamat memperingati hari Kelahiran Sang Pembawa Risalah. (Baca Juga: Detik-detik Lahirnya Nabi Muhammad, Cahaya Memancar Antara Timur dan Barat)
Sumber:
1. Kitab Haul al-Ihtifaal Bidzikroo al-Maulid an-Nabawi asy-Syariif Karya Abuya Sayyid Muhammad bin ‘Alwi al-Maliki.
2. Kitab Al-Wasaail Fii Syarh asy-Syamaail Karya Imam Jalaluddin as-Suyuthi.
3. Kitab I’aanah ath-Thoolibiin Karya al-Bakri ad-Dimyathi.
اللهم صلى على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم
Dikirim oleh Ali Musthafa Siregar, mahasiswa Fakultas Syari’ah Universitas Al-Ahgaff Hadhramaut Yaman