Diplomat Senior Hasjim Djalal Meninggal Menjelang Genap Usia 91 Tahun

0

Jakarta, Teritorial.com – Diplomat senior Hasjim Djalal dikabarkan meninggalkan dunia pada Minggu (12/1/2025) petang tadi di RS Pondok Indah Jakarta.

“Diplomat sesepuh dan pejuang wawasan nusantara, telah mengembuskan napas terakhir pada hari Minggu, 12 Januari jam 16:40 di RS Pondok Indah,” tulis keterangan tertulis yang diterima awak media.

Menjelang usianya yang ke-91 ayah dari Dino Patti Djalall tersebut dikabarkan meninggal dalam keadaan tenang dan damai, didampingi istri, anak, cucu dan saudara-saudara.

“Terima kasih atas segala perhatian dan persahabatan dan doa yang diberikan kepada almarhum selama ini,” ungkap pernyataan tersebut.

Jenazah Hasjim Djalal akan disemayamkan di rumah duka di Jalan Taman Cilandak III Nomor 2, Cilandak Barat, Jakarta Selatan.

Hasjim Djalal lahir di Agam, Sumatera Barat, pada 25 Februari 1934. Ia pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk PBB (1981-1983), Duta Besar di Kanada (1983-1985), hingga Duta Besar di Jerman (1990-1993).

Hasjim juga dipercaya untuk duduk sebagai anggota dewan maritim Indonesia, penasihat senior Menteri Kelautan dan Perikanan, dan penasihat Kepala Staf TNI Angkatan Laut serta di kantor Menteri Percepatan Pembangunan Indonesia Timur, Ketua & Presiden Otoritas Dasar Laut Internasional.

Hasjim merupakan salah satu pihak yang berperan penting dalam pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut atau United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982 yang menjadi tonggak perjuangan maritim Indonesia di kancah dunia internasional.

Karier Hasyim cukup cemerlang. Dia pernah menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk PBB (1981-1983), duta besar di Kanada (1983-1985), duta besar di Jerman (1990-1993), serta duta besar keliling pada masa pemerintahan Presiden Soeharto dan BJ Habibie.

Ia menerima gelar Master of Law dari Universitas Virginia di mana ia menjadi mahasiswa Indonesia pertama di Universitas tersebut.

Penulis buku Indonesian Struggle for the Law of the Sea (1979) dan Indonesia and the Law of the Sea (1995) serta Preventive Diplomacy in Southeast Asia: Lesson Learned (2003).

Setelah pensiun tahun 1994, dia masih aktif menulis buku dan artikel di berbagai media serta berbicara di berbagai forum tentang masalah hukum laut internasional. Juga masih sibuk melayani kontak dari kolega-kolega internasionalnya.

Share.

Comments are closed.