Jakarta, Teritorial.com – Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat pada Kamis 14 Juni 2018. Umat muslim di Indonesia akan menyambut hari raya Idul Fitri 1439 H pada Jumat 15 Juni 2018. Hukum sholat id yakni sunnah muakkadah atau sangat dianjurkan dilaksanakan.
Sejak disyariatkan pada tahun kedua hijiriah, Rasulullah tidak meninggalkan sholat id hingga beliau wafat. Ritual serupa kemudian dilanjutkan para sahabat nabi. Berikut tata cara sholat id selengkapnya seperti dilansir Tribunstyle.com dari NU.co.id.
1. Niat sholat id
أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) لِلهِ تَعَــــالَى
Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
Sholat id dimulai tanpa azan dan iqomah.
Sholat dimulai ketika imam menyerukan ‘Ash-shalatu jami’ah’.
2. Takbiratul Ihram
Takbiratul ihram sebagaimana shalat biasa.
Setelah membaca doa iftitah disunnahkan takbir sebanyak tujuh kali tuk rakaat pertama.
Bacaan di antara takbir sebagai berikut:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.” Atau boleh juga dengan bacaan sebagai berikut.
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”
3. Baca Surat Al-Fatihah
Setelah takbir tujuh kali pada rakaat pertama lalu membaca surat Al-Fatihah.
Berlanjut ruku, sujud, dan seterusnya hingga salam.
4. Rakaat Kedua
Pada rakaat kedua takbir lagi sebanyak lima kali seraya melafalkan takbir.
Dan kembali melaksanakan poin kedua yang sudah dikerjakan di atas.
5. Mendengarkan Khotbah
Seetelah salam, jamaah tak dianjurkan pulang.
Jamaah ditekankan mendengarkan khotbah Idul Fitri.
السنة أن يخطب الإمام في العيدين خطبتين يفصل بينهما بجلوس
“Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.” (HR Asy-Syafi’i)
Pada khotbah pertama dianjurkan dimulai dengan takbir sembilan kali. Sedangkan khotbah kedua membuka dengan takbir tujuh kali. (SON)
Sumber: Republika