Jakarta, Teritorial.Com- Ketua PBNU Said Aqil mengecam tindakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan bahwa Yerusalem merupakan ibu kota dari Israel.
Said sapaanya menegaskan tindakan Donald Trump merupakan suatu prilaku yang akan mengacaukan dan merusak perdamaian dunia.
“Sikap tersebut akan membuat situasi dunia menjadi semakin panas dan mengarah pada konflik yang tidak berkesudahan,” ujar dia dalam siaran pers yang diterima Redaksi, Jumat (8/12).
Yerusalem, lanjut dia, bukanlah ibu kota Israel, Yerusalem adalah ibu kota Palestina yang telah diakui kedaulatnya dalam konteks ini terjadi di dalam Muktamar NU ke 33 di Jombang Jawa, Timur.
“Kita mengeluarkan beberapa keputusan, pertama, PBNU mendukung kemerdekaan atas palestina. dukungan bagi kemerdekaan rakyat
dan negara palestina tidak bisa ditangguhkan,” geram dia.
Oleh karena itu, tegas dia, PBNU mendesak agar dukungan bagi kemerdekaan rakyat dan negara palestina tidak bisa ditangguhkan.
PBNU, kata dia, juga meminta agar Persatuan Bangsa – Bangsa (PBB) dapat segera mngesahkan keanggotaan negara Palestina menjadi anggota resmi. Harus ada hak yang setara sebagai rakyat dan negara yang merdeka.
“NU mendesak PBB untuk memberikan sanksi, baik politik maupun ekonomi kepada israel dan negara manapun jika tidak bersedia mengakhiri pendudukan terhadap tanah palestina,” jelas dia.
“Kita juga menyuarakan agar negara-negara di Timur Tengah untuk bersatu mendukung kemerdekaan palestina dan mendesak agar OKI (organisasi kerjasama islam) untuk secara intensif mengoranisir anggotanya untuk mendukung kemerdekaan palestina,” imbuh dia.
Mendorong Pemerintahan Jokowi Aktif Bela Palestina.
Said Aqil juga mendorong pemerintah Indonesia untuk ikut serta dan proaktif dalam memantu problem yang terjadi di Palestina. Sebab, pemerintah Indoenesia memeiliki peran yang sangat strategis untuk menjadi penengah dan memediasi dinamika politik yang sedang terjadi.
“Umat muslim dunia menyampaikan keprihatinanya dan mari bersama-sama berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT. Semoga rakyat palestina diberikan kekuatan dan ketabahan. semoga tercipta perdamaian di Palestina,” harap dia.
Secara khusus, Said juga berharap, agar warga NU dapat menyuarakan uarakan kegelisahan asyarakat Palestina dengan membaca doa qunut nazilah dan memohon pertolongan dan perlindungan pada allah SWT.
“Agar palestina khususnya dan juga dunia dapat tercipta situasi yang damai,” tandas dia.
Sekedar informasi, sejumlah pejabat senior AS mengungkapkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dalam pidato publiknya pada Rabu (6/12) siang waktu AS.
Trump juga akan menginstruksikan Departemen Luar Negeri AS untuk mulai merancang perencanaan dimulainya proses pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Proses pemindahan tidak akan dilakukan dengan cepat, melainkan secara bertahap.
Langkah kontroversial Trump ini untuk menepati janji kampanye juga menindaklanjuti keputusan Kongres AS tahun 1995 yang meloloskan undang-undang yang mengatur kebijakan AS untuk memindahkan Kedubes ke Yerusalem.
Sejak tahun 1995, para Presiden AS terdahulu selalu menandatangani ‘surat pernyataan’ atau waiver untuk menunda penerapan undang-undang itu.
Di sisi lain, keputusan Trump ini berpotensi mendobrak kebijakan lama AS yang selama ini menegaskan, status Yerusalem harus diputuskan dalam perundingan antara Palestina dengan Israel.