Madinah, Teritorial.Com – Sejak Jummat (20/7/2018) hingga kemarin siang sudah lebih dari 46.000 jamaah dari 151 kelompok terbang (kloter) yang tiba di Kota Nabi. Mereka langsung di tempatkan di 107 hotel yang telah di sewa Kemenag.
Jamaah berada di Madinah selama sembilan hari untuk mengikuti arbain di Masjid Nabawi dan ziarah ke tempat-tempat bersejarah di antaranya Masjid Quba, Gunung Uhud, serta berbelanja kurma di Kebun Kurma Abdurrahman.
Sedangkan jamaah yang datang pertama kali ke Madinah mulai Kamis (26/7/2018) besok diberangkatkan ke Mekkah. Persiapan pemberangkatan kemarin terus dilakukan, di antaranya berupa pengecekan dokumen perjalanan oleh petugas kloter.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah Muhammad Khanif mengatakan, pengecekan ini dilakukan untuk mencocokkan dokumen dengan rombongan sehingga saat tiba waktu keberang katan urusan dokumen sudah selesai.
Rombongan pertama sebenarnya akan diberangkatkan pada 25 Juli setelah salat magrib. Hal ini dilakukan karena Pe merintah Kerajaan Arab Sau di melarang rombongan bus berangkat malam hari. “Supaya tidak terjadi ihwal yang tidak diinginkan misalnya sopir mengantuk,” katanya.
Perjalanan dari Madinah ke Mekkah diperkirakan memakan waktu sekitar lima jam. Jumlah bus yang di kerahkan akan disesuaikan dengan jumlah jamaah dalam satu kloter. “Satu bus rata-rata bisa diisi 40-50 orang,” katanya.
Sementara itu, Kepala Daker Mekkah Endang Jumali menyatakan, pihaknya telah siap menerima kedatangan jamaah haji dari Madinah. Ada lima kloter yang akan datang pada 26 Juli. Mereka akan di tempatkan di sektor XI atau wilayah Jar wal di dekat Masjidilharam.
Titik krusial yang menjadi perhatian adalah penyediaan armada bernama bus Salawat yang akan bolak-balik mengantar jamaah dari hotel ke Masjidilharam maupun sebaliknya.
Sesuai ketentuan, Kemenag akan membadalhajikan jamaah haji yang wafat di Tanah Suci mau pun di asrama haji, serta jamaah yang sudah sampai Mekkah, namun tak sanggup melakukan wukuf di Arafah karena faktor kesehatan. Jamaah mau pun keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya lagi karena proses badal haji ditanggung pemerintah. (SON)