Kuliah Umum di Ponpes Al-Zaytun, Ini Pesan Jenderal Gatot Untuk Generasi Muda

0

Indramayu, Teritorial.com – Gelorakan budaya persatuan dan toleransi antar ummat beragama Jenderal Gatot Nurmantyo berikan kuliah umum bertajuk “Peranan Garis-garis Besar Haluan Negara Dalam Memandu Pemerintah Membangun Negara” di Ma’had Al Zaytun, Indramayu Rabu, (07/02/2018).

Sempat terkejut dengan keramahan dan sikap budaya toleransi serta pembagunan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Al Zaytun, Mantan Panglima itu mengungkapkan kebanggaan dan sanjungan yang setinggi-tingginya kepada Illahirobbi.

“Dua-kata dari saya utk Al Zaytun Subhanallah dan Alhamdulillahir Robbil Alamiin, Saya melihat inilah bangsa Indonesia ke depan, bisa menikmati makan dari tanam sendiri. Ada program jangka pendek, menengah dan jangka Panjang. Bangunan ini jangan dilihat dari belum jadinya, tapi ini adalah program jangka panjang membangun negeri yang berkualitas, cerdas dan terampil” Ujar Gatot.

Dalam materi yang disampaikan, Jenderal Gatot mengingatkan kepada para mahasiwa/i dan santriwan/wati bahwa Untuk kemandirian kita harus memperhatikan Air, Tanah dan Bibit. Dan Indonesia punya itu. Kita harus menyadari punya 714 suku, dan 1100 lebih bahasa, afganistan saja 7 suku perang terus.

Ada beberapa hal yang digarisbawahi oleh seorang Jenderal yang tengah memasuki massa purna tugas tersebut, pertama krisis energi dan kedua masalah ketahanan pangan. Dibeberapa negara, krisis energi sudah mulai terlihat. “Sebut saja ketika Donald Trump dilantik, besoknya langsung ke Kantor CIA, sekalaigus juga mengangkat Mentrinya berasal dari CEO Exxon Mobil. Pada tahun 2043, prediksi jumlah penduduk 12,43 Milyar penduduk dunia. Saat itu 9,8 Milyar, akan kekurangan air, pangan dan energi”, ungkapnya.

Masalah energi tentunya hingga saat ini belum dapat terselesaikan. Indonesia memiliki banyak cadangan energi berupa gas, minyak bumi, panas bumi dll, namun masih belum terkelola dengan baik.”Maka dengan itu kita tidak bisa selalu terus mengandalkan pada perusahaan asing, kita harus mandiri mengelolah apa yang kita miliki sebagai bentuk kecintaan kita terhadap tanah air dan jiwa nasionalisme bangsa”, tambahnya.

Sebagai bentuk keperihatinannya terhadap bangsa Indonesia, Gatot berharap Indonesia seharusnya dapat belajar dengan melihat apa yang selama ini telah dikerjakan dan dibangun oleh Al-Zaytun.

“Disini semua dibangun, sawah, ladang, peternakan, perikanan, buah-buahan, tambak semua dihasilkan oleh anak negeri kita sendiri. Melalui penyerapan teknologi menjadi modal utama untuk peningkatan hasil budidaya baik nabati maupun hewani, yang semuanya ini tentunya untuk peningkatan standar kehidupan rakyat Indonesia”, pungkasnya.

Berpegang pada 3 pegangan, pertama Generasi yang mampu berhubungan. Kedua Generasi yang kreatif dalam berkarya. Generasi milenial, tidak bisa dipegang, punya harga diri dan bertanggung jawab. Generasi kita harus merebut dunia, belajar dan harus punya mimpi besar. Contoh, pertama sekolah dokter untuk kelak memiliki rumah sakit. Kedua memiliki sekolah teknik untuk memiliki kapal, Ketiga memiliki Sekolah ekonomi untuk memiliki Bisnis besar. (SON)

Share.

Comments are closed.