Natuna, Teritorial.Com – Dengan keberadaan situs warisan geologi dan bentang alam yang istimewa, Natuna telah ditetapkan sebagai Taman Bumi Nasional atau Geopark Nasional. Susunan bebatuan yang berusia ratusan juta tahun terbentang dari ujung utara hingga selatan dari Pulau Bunguruan, Pulau Senua, Pulau Akar dan Pulau Setanau.
Dilansir CNNIndonesia.Zuki, pemandu wisata dari Dinas Pariwisata setempat menjelaskan predikat Geopark Natuna didasarkan pada proses pembentukan Kepulauan Natuna. Hal ini terkait dengan proses tektonik regional Double Arc System atau dua zona tumbukan antara kerak benua dan kerak samudera.
Delapan lokasi di lima pulau seperti Tanjung Senubing, Taman Batu Alif, Gua dan Pantai Bamak, Tanjung Datuk, Batu Kasah, Pulau Akar, Pulau Setanau dan Gunung Ranai ditetapkan sebagai Taman Bumi atau Geopark. Masing-masing lokasi memiliki keunikan dan keindahan yang dapat memukau setiap orang, salah satunya Tanjung Senubing.
Tanjung Senubing menjadi lokasi yang wajib dikunjungi wisatawan yang datang ke Natuna. Tanjung Senubing yang juga dikenal dengan nama Batu Sindu berlokasi sekitar 4 kilometer dari Pusat Kota Ranai, di kaki Gunung Ranai, Kecamatan Bunguran Timur.
Untuk mencapainya, pelancong harus menaiki bukit terlebih dulu dari tepi jalan besar. Dan ini masih bisa dijangkau menggunakan kendaraan roda empat dan dua. Belum ada gerbang wisata yang memadai di sana, hanya jalan setapak yang terbuka di antara pepohonan tinggi. Selanjutnya, terdapat banyak batu besar dengan bentuk dan keunikan masing-masing.
Menurut catatan, bebatuan di komplek itu membentuk morfologi unik, yang dikenal sebagai tor granit. Dalam satu batu, terdapat gradasi warna putih, abu-abu, hitam, hingga merah kecokelatan.
Beberapa di antaranya ditumbuhi rumput, dengan pohon hijau dan bunga merah di sekelilingnya, menciptakan pemandangan yang tiada tara.
Bentuknya pun bermacam-macam, ada yang seperti batok kura-kura yang landai, kepala ikan hiu, belimbing, kapal terbalik dan berbagai macam lainnya.
Pemandangan seperti ini akan memanjakan pelancong, dari ujung bukit, hingga ke bawah. Dan dari sini juga, pelancong bisa melihat Pulau Senua berpasir putih, yang juga menjadi bagian dari Geopark Natuna.
Sebagai geopark, maka pemerintah akan mengembangkan kawasan itu secara berkelanjutan, dengan memadukan tiga keanekaragaman, yaitu geologi, hayati dan budaya.
Tentu saja, dalam pengembangannya, pemerintah akan berlandaskan pada aspek konservasi, edukasi, pemberdayaan masyarakat dan penumbuhan nilai ekonomi lokal melalui geowisata.
“Dan pembangunan geopark ini terus berjalan,” kata dia.