Jakarta, Teritorial.com – Abi Kusno Nachran, seorang jurnalis asal Kalimantan Tengah, adalah simbol keberanian dalam melawan kejahatan lingkungan, di tengah gelapnya praktik penerbangan liar (illegal logging) di hutan Borneo, ia muncul sebagai suara yang lantang menyuarakan kebenaran.
Tulisan-tulisan investigasinya yang tajam menjadi duri bagi para pelaku kejahatan lingkungan, termasuk para pengusaha besar dan pejabat yang terlibat.
Pada tahun 2001, perjuangannya membawa Abi Kusno pada tragedi besar. Ia diserang secara brutal oleh orang-orang tak dikenal, meninggalkan 17 luka tusukan di tubuhnya, kehilangan empat jari, dan membutuhkan 350 jahitan untuk menyelamatkan nyawanya.
Namun, tragedi itu tak memadamkan semangatnya. Abi tetap berdiri tegak, bahkan berani menyebut nama-nama besar di balik kejahatan tersebut, sebuah tindakan yang berisiko besar.
Keberanian Abi Kusno tak hanya membuatnya dihormati, tetapi juga terus-menerus diancam dengan berbagai bentuk intimidasi, mulai dari kain kafan hingga pesan-pesan menyeramkan, menjadi bagian dari kesehariannya.
Meski demikian, ia tidak pernah gentar, bahkan setelah beralih ke dunia politik sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah Daerah (DPD), Abi tetap konsisten menyuarakan perlindungan lingkungan.
Salah satu keberhasilannya yang monumental adalah menggagalkan kapal asal Tiongkok yang mengangkut kayu ilegal dari Kalimantan, tindakan ini menunjukkan bahwa perjuangannya tidak hanya di atas kertas, tetapi juga nyata dan berdampak besar.
Namun, ancaman yang terus menghantui akhirnya berujung tragis. Pada tahun 2006, Abi Kusno meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil, banyak pihak yang percaya bahwa kecelakaan ini bukanlah peristiwa biasa, melainkan sebuah rencana pembunuhan yang dirancang untuk membungkam perjuangannya.
Kisah Abi Kusno Nachran adalah pengingat betap mahalnya harga sebuah kebenaran, terutama di tengah kekuatan besar yang ingin menyembunyikannya.
Ia adalah bukti bahwa keberanian memiliki konsekuensi besar, namun juga membawa dampak luar biasa. Abi Kusno tidak hanya berjuang untuk lingkungan, tetapi juga untuk keadilan bagi generasi mendatang.
Tragedi yang menimpannya meninggalkan pertanyaan besar : Apakah keberanian melawan kejahatan harus selalu berakhir tragis? Ataukah, seperti Abi Kusno, keberanian sejati adalah warisan abadi yang akan terus menginspirasi mereka yang berjuang melawan ketidakadilan?
Hingga hari ini, nama Abi Kusno Nachran tetap dikenang sebagai pejuan kebenaran, seorang pemberani yang tidak pernah mundur meski nyawanya menjadi taruhan.