Terima Audiensi SMURP dan BKPRMI, MUI Sebut Boikot Dorong Peningkatan Bisnis Produk Nasional

0

JAKARTA, Teritorial.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebut aksi boikot produk terafiliasi Israel mendorong pergeseran konsumsi masyarakat sehingga berdampak pada pemerataan ekonomi yang terjadi di dalam negeri. Pasalnya, akibat boikot, dominasi bisnis perusahaan global mulai berpindah kepada perusahaan nasional dan UMKM.

“Sesuai pembicaraan dengan Kemenlu bersama dengan gerakan BDS, kita ingin terus menyuarakan boikot sampai Palestina merdeka. Memang ada kekhawatiran menimbulkan kebangkrutan perusahaan-perusahaan yang punya cabang di Indonesia (juga menimbulkan pengangguran), tetapi saya sampaikan bahwa khususnya yang terkait dengan industri makanan, itu dampaknya adalah pemerataan (bisnis). Kini dominasi perusahaan besar mulai berkurang, kemudian tumbuh pengusaha-pengusaha kecil yang menjual ayam geprek, kopi, dan lain-lain. Ini metode pemerataan,” ujar Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI, Dubes Bunyan Saptomo saat menerima audiensi SMURP dan BKPRMI di kantor pusat MUI, Jum’at (14/3) sore.

Dubes Bunyan pun menyambut baik inisiatif SMURP yang meminta MUI terus menyerukan umat untuk memboikot produk terafiliasi Israel. Pasalnya, menurut dia, umat Islam harus berupaya menghentikan semua bentuk kemungkaran, termasuk kejahatan genosida yang dilakukan Israel. Salah satu metodenya, ungkap dia, dengan memberikan himbauan dan seruan kepada umat Islam untuk melakukan aksi boikot.

“Mewakili pimpinan, saya menyambut semangat dari adik-adik (SMURP) untuk teruskan perjuangan membela Palestina. Hati kita selalu berdoa ya kan (untuk Palestina). Kalau nggak bisa pakai tangan, pakai lisan dulu dan terus menyuarakan boikot produk terafiliasi Israel,” kata dia.

Dubes Bunyan pun meyakini semangat yang ditunjukkan SMURP dan masyarakat muslim Indonesia merupakan efek dari sikap MUI yang membela Palestina. MUI, ungkapnya, berhasil memposisikan diri sebagai organisasi yang mampu membangun kemaslahatan umat Islam.

“Alhamdulillah ini adik-adik mahasiswa juga ikut semangat melakukan aksi boikot produk terafiliasi Israel. Berarti ada impact-nya kegiatan MUI selama ini dalam upaya bela Palestina. Terutama setelah serangan Israel ke Palestina (2023 lalu) yang telah menimbulkan genosida,” ucapnya.

Sebelumnya, Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat Palestina (SMURP) dan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) melakukan audiensi dan mendesak MUI untuk terus mengeluarkan pernyataan dan himbauan terkait agenda boikot produk terafiliasi Israel pada Jum’at (14/3) sore. Kedua organisasi tersebut mendukung setiap pernyataan terbaru MUI terkait keberlanjutan agenda boikot produk terafiliasi Israel di bulan Ramadhan 1446 Hijriah.

“Kami meminta MUI untuk terus menghimbau dan mengingatkan umat untuk melanjukan tindakan boikot produk terafiliasi Israel. Kami minta MUI jangan ragu untuk melakukan itu. Himbauan untuk melakukan boikot justru penting di tengah perilaku dan kesadaran umat yang mungkin kembali abai dan melupakan upaya boikot,” kata Koordinator SMURP Andrian Rizky saat beraudiensi dengan MUI pusat.

SMURP menyebut MUI memang memiliki kewajiban moral untuk terus mengingatkan umat Islam dalam mendukung upaya perjuangan kemerdekaan Palestina. Salah satunya, ungkap dia, dengan mengingatkan konsistensi umat Islam Indonesia untuk melakukan aksi boikot produk terafiliasi Israel hingga Palestina bisa mendapatkan kemerdekaan yang seutuhnya.

“MUI punya kewajiban moral untuk mengingatkan umat muslim Indonesia. Setidaknya, himbauan dan pernyataan MUI terkait boikot produk terafiliasi Israel itu membuat umat Islam memahami upaya perjuangan kemerdekaan Palestina masih sangat panjang,” ucapnya.

SMURP kemudian merujuk 10 merek produk yang dirilis Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) sebagai produk genosida atau produk terafiliasi Israel. Kesepuluh produk tersebut antara lain Starbucks, Danone, Nestle, Zara, Kraft Heinz, Unilever, Coca Cola Group, McDonalds, Mondelez, Burger King, dan sejumlah produk Kurma Israel. Semua produk tersebut, ungkap Andrian, tercantum sebagai produk-produk yang terafiliasi Israel di dalam situs boikot internasional: boycott.thewitness dan bdnaash.

Sementara itu, Ketua Umum Badan Komunikasi Pengurus Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Nanang Mubarok menyebut seruan terbaru MUI tentang konsistensi boikot produk terafiliasi Israel sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran umat Islam Indonesia soal dukungan terhadap perjuangan Palestina. Menurut Nanang, seruan tersebut penting di tengah mulai mengendurnya kampanye dan aksi boikot produk terafiliasi Israel.

“Bagi BKPRMI, fatwa dan seruan MUI adalah perintah. Terkait seruan boikot produk terafiliasi Israel, itu merupakan gerakan untuk meningkatkan kesadaran umat muslim Indonesia secara kolektif (bersama),” kata Nanang.

Usai beraudiensi dengan MUI, SMURP dan BKPRMI juga membagi-bagikan 500 takjil kepada para pengendara dan penduduk yang berada di sekitar kantor MUI. SMURP menyebut aksi bagi-bagi takjil ini juga sebagai bentuk rasa syukur atas respon positif umat Islam Indonesia yang mendukung aksi boikot produk terafiliasi Israel selama ini.

Share.

Comments are closed.