Selamat Jalan Patriot Kusuma Bangsa, Patroli Abadi KRI Nanggala-402

0

Septiawan, M.Si (Han)

Direktur Indonesia Defense Strategic Forum (IDSF) 

Bagi para patriot Hiu Kencana, tak ada kata berhenti. Mereka terus mengabdi kepada bangsa dan negara tercinta lewat patroli abadi. Tabah Sampai Akhir dan Kehormatan Prajurit telah mereka buktikan — sekaligus merupakan pesan kepada kita semua yang tinggal untuk terus melanjutkan perjuangannya.

KRI Nanggala-402 bersama patriot-patriot pemberani telah berada di dalam lautan Indonesia pada patroli abadinya. Patroli abadi sudah menjadikan pilihan dan jalan terbaik patriot samudera dengan keberanian tanpa keraguan “Mesin Maju Penuh-Kemudi Tengah-Tengah…!”

“Tabah sampai akhir.” Sepenggal lirik dari mars ‘Wiratama Hiu Kencana’ kebanggaan korps kapal selam TNI Angkatan Laut (TNI AL) ini menjadi sumber kekuatan tersendiri setelah KRI Nanggala-402 yang submiss (hilang) di perairan utara Bali pada Rabu (21/4/2021) dini hari resmi dinyatakan subsunk (tenggelam), Sabtu (24/4/2021).

Lima puluh tiga anak bangsa, para patriot Hiu Kencana KRI Nanggala-402, telah menunjukkan darma baktinya. Mereka gugur dalam pengabdian. Nanggala bersama para patriotnya berada di dasar bumi. Abadi menjaga bahari. Kecintaan, semangat, keberanian, pengorbanan, dan pesan mereka untuk menjaga Ibu Pertiwi akan selamanya dikenang.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M., menyampaikan rasa duka yang mendalam atas gugurnya 53 prajurit terbaik Hiu Kencana. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers yang dipimpin Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu (25/4/2021).

KSAL juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu pelaksanaan pencarian dan pertolongan (SAR) baik dari Barharkam Polri, Basarnas, KNKT, instansi terkait dan bantuan luar negeri, sehingga SAR telah membuahkan hasil. Badan kapal KRI Nanggala-402 ditemukan pada Minggu (25/4/2021) dini hari.

KRI Rigel-933 melalui multibeam echosounder telah menemukan kontak bawah air yang signifikan di sekitar lokasi posisi jatuh atau tenggelamnya pada kedalaman 838 meter. Karena peralatan KRI Rigel-933 hanya mampu mencapai 800 meter, pengambilan gambar secara detail dilanjutkan oleh MV. Swift Rescue, kapal bantuan Singapura, yang melepas Remotely Operated Vehicle (ROV) di dasar laut.

Duka mendalam dirasakan sepenuhnya oleh pihak keluarga prajurit yang gugur dalam tugas, juga seluruh bangsa Indonesia. Untuk menghormati awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang gugur, TNI AL melakukan pengibaran bendera setengah tiang di seluruh markas Komando utama (Kotama) dan perumahan TNI AL seluruh Indonesia selama 7 hari dari 26 April hingga 1 Mei 2021.

Pada Kamis (29/4/2021) Presiden RI Ir. Joko Widodo didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersilaturahmi dengan keluarga prajurit TNI AL awak KRI Nanggala-402 di Hanggar II Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut (Lanudal) Juanda, Surabaya, Jawa Timur. Presiden turut mengungkapkan bela sungkawa atas gugurnya putra-putra terbaik bangsa, seraya mendoakan agar mereka mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.

Menteri Pertahanan Prabowo berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan tegar dalam menghadapi musibah ini. “Pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat kita serta banyak korporasi telah mengambil keputusan untuk menjaga masa depan seluruh keluarga awak KRI Nanggala-402,” kata Menhan Prabowo.

Satu hari setelah momen silaturahmi di Jawa Timur, pihak keluarga menggelar tabur bunga di atas geladak KRI dr. Soeharso-990 di perairan utara Bali, Jumat (30/4/2021). Lima Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) mengawal pelaksanaan kegiatan ini dengan khidmat.

Selain mengawal, kelima KRI ini yakni KRI I Gusti Ngurah Rai-332, KRI Pulau Rengat-711, KRI Bontang-907, KRI Soputan-923 dan KRI Rigel-933 juga bertugas untuk mengamankan lokasi pelaksanaan tabur bunga tersebut. Selain KRI, terdapat pula kapal Singapura MT. Swift Rescue Singapura, kapal Malaysia MV. Mega Bakti, KN Tanjung Dato milik Bakamla, KN Kamayana Basarnas dan KP Barata Baharkam milik Polri serta 1 Heli Panther TNI AL.

KSAL Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M., memimpin langsung kegiatan tabur bunga sebagai wujud penghormatan TNI AL kepada para keluarga Hiu Kencana khususnya para kesatria KRI Nanggala-402 yang dinyatakan ‘On Eternal Patrol’. Mereka dalam tanda kutip melaksanakan patroli untuk selamanya menjaga lautan Indonesia.
“Pengabdian hingga akhir hayat para kesatria Hiu Kencana tak akan pernah sia-sia, dengan motto ‘Wira Anantha Rudira’ atau tabah sampai akhir, mereka tetap dalam status tugas patroli dalam keabadian atau On Eternal Patrol,” terang KSAL.

Penghormatan juga diberikan oleh masyarakat internasional. Pada 29 April 2021, Angkatan Laut Jerman menggelar upacara dengan pengibaran bendera setengah tiang di Monumen Kehormatan Kapal Selam Moltenort Submarine Memorial-Germany sebagai wujud penghormatan terhadap 53 kru KRI Nanggala-402. Turut dikumandangkan pula lagu ‘Ich Hatte Einen Kamerad’ (Saya Pernah Punya Seorang Sahabat) yang dilantunkan dengan terompet.

Acara ini dihadiri oleh Presiden dan jajaran pengurus Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman, Verband Deutscher Ubootfahrer (VDU), Presiden Perhimpunan Angkatan Laut Jerman, dan perwakilan perusahaan ThyssenKrupp Marine System (perusahaan yang mengakuisisi Howaldtswerke-Deutsche Werft).
Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno menyampaikan ucapan terima kasih kepada Angkatan Laut Jerman atas gelaran acara ini dan mengapresiasi acara ini sebagai satu-satunya upacara penghormatan bagi para pahlawan yang gugur, yang digelar di luar Indonesia.

Turut hadir dalam upacara ini Komandan Flotila 1 Angkatan Laut Jerman, Admiral Christian Bock, beserta kapten kapal perang Pfeiffer bersama 8 anggotanya. Hadir juga Komandan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) Führungsakademie, Mayor Jenderal Oliver Kohl, disertai 16 perwira siswa matra Angkatan Laut dari 11 negara, yaitu Thailand, Brazil, Mesir, Peru, Aljazair, Tunisia, Azerbaijan, Tiongkok, Korea Selatan, dan Tanzania.
Selain itu, hadir pula tiga perwira siswa dari TNI Angkatan Darat, Laut dan Udara yang tengah menjalani Sekolah Staf dan Komando di Hamburg. Komandan KRI Nanggala-402 yang terakhir, almarhum Letkol Laut (P) Heri Oktavian juga merupakan alumni Führungsakademie Jerman lulusan 2019.

Bantuan Negara Sahabat
Sejak musibah ini terjadi, sejumlah negara sahabat langsung menyatakan sikap dan dukungan. TNI juga telah meminta bantuan kepada lembaga yang memfasilitasi permohonan internasional dalam setiap operasi penyelamatan kapal selam, International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO).

Upaya pencarian dan pertolongan (SAR) berskala besar dilakukan tidak hanya melibatkan unsur-unsur dari TNI, Polri, Basarnas, Bakamla, BPPT, dan KNKT, tetapi kerja sama ini diperkuat bantuan dari negara-negara sahabat. Singapura, Australia, dan Malaysia gerak cepat dengan mengerahkan kapal ke kawasan yang diduga kuat sebagai lokasi kejadian. Amerika Serikat (AS), Jerman, Prancis, Turki, dan India juga menawarkan bantuan untuk operasi ini.

Singapura mengerahkan Submarine Support and Rescue Vessel (SSRV) mereka yakni MV Swift Rescue, yang dilengkapi dengan kapal selam tanpa awak Remotely Operated Vehicle (ROV) untuk pencarian di perairan dalam. Malaysia mengirim kapal rescue alias Standby Safety Vessel (SSV) MV Mega Bakti. AS mengirim serangkaian aset udara, termasuk pesawat patroli maritim P-8 Poseidon milik Angkatan Laut AS, untuk membantu misi pencarian.

Angkatan Laut Australia turut pula bergabung untuk membantu memperluas area pencarian. Australia mengirimkan fregat Anzac-class HMAS Ballarat (FFH 115) dengan kapabilitas sonar bersama helikopter MH-60R dan kapal tanker HMAS Sirius (O266) dari lokasi terpisah. Sementara Angkatan Laut India mengirimkan Deep Submergence Rescue Vessel (DSRV)—pada SCI Sabarmati.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengapresiasi semua bantuan yang diberikan sejumlah negara dalam pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Bali. Prabowo mengucapkan terima kasih atas solidaritas yang diberikan negara lain. “Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas nama Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan TNI atas bantuan yang ditawarkan dan diberikan kepada kami oleh semua pihak,” kata Prabowo melalui Instagram resminya, Sabtu (24/4/2021).

“Khususnya kepada Menteri Pertahanan AS (Llyod Austin III), Menteri Pertahanan Australia (Peter Dutton), Menteri Pertahanan India (Rajnath Singh), dan Menteri Pertahanan Malaysia (Dato Sri Ismail Sabri Yakoob) yang masing-masing menelepon saya secara langsung dan menyampaikan simpatinya kepada keluarga para pelaut yang kini hilang bersama kapal selam Indonesia KRI Nanggala,” ucapnya. Menhan Prabowo pun mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan solidaritas yang diberikan selama proses pencarian KRI Nanggala-402. “Kami sangat berterima kasih atas solidaritas dan bantuan yang diberikan kepada kami,” imbuhnya.

Rencana Evakuasi
Dalam rangka pelaksanaan evakuasi kapal selam KRI Nanggala-402 yang mengalami musibah saat melaksanakan latihan penembakan torpedo SUT di utara perairan Bali, 21 April lalu, pemerintah Tiongkok mengirim tiga kapal Angkatan Laut China (People Liberation Army Navy/PLA Navy) yang tiba di perairan Bali, Minggu (2/5). Tiga kapal tersebut yakni PRC Navy Ship Ocean Tug Nantuo-195, PRC Navy Ocean Salvage dan Rescue Yong Xing Dao-863, serta Scientific Salvage Tan Suo 2. Kedatangannya disambut KRI Layang-635 dengan ucapan selamat datang serta ucapan terima kasih atas bantuan yang diberikan melalui alat komunikasi.
Dukungan PLA Navy kepada Indonesia ini berawal dari tawaran Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia kepada Menteri Pertahanan RI berkaitan bantuan kemanusiaan pihak Tiongkok dalam penanganan KRI Nanggala-402 berupa kapal salvage. Selain bantuan dari pemerintah Tiongkok, TNI AL berencana mengangkat badan KRI Nanggala-402 beserta awak yang gugur dengan menggandeng pihak SKK Migas yang akan mengoperasikan kapal Timas 1201.

Para Patriot Menembus Batas Samudra
Pemerintah memberikan penghargaan kenaikan pangkat-satu pangkat lebih tinggi- kepada 53 awak KRI Nanggala-402 yang dinyatakan gugur dalam tugas. Selain itu, penghargaan Bintang Jasa Jalasena juga diberikan atas dedikasi mereka dalam menjaga ketahanan negara. Berikut daftar lengkap manifes KRI Nanggala-402 yang mengangkut 53 awak di dalamnya :
1. Kolonel Laut (Anumerta) Heri Oktavian -Komandan KRI Nanggala-402
2. Letkol Laut (Anumerta) Eko Firmanto
3. Letkol Laut (Anumerta) Wisnu Subiyantoro
4. Mayor Laut (Anumerta) Yohanes Heri
5. Mayor Laut (Anumerta) I Gede Kartika
6. Kapten Laut (Anumerta) Muhadi
7. Kapten Laut (Anumerta) Ady Sonata
8. Kapten Laut (Anumerta) Imam Adi
9. Kapten Laut (Anumerta) Anang Sutriatno
10. Lettu Laut (Anumerta) Adhi Laksmono
11. Lettu Laut (Anumerta) Munawir
12. Lettu Laut (Anumerta) Rhesa Tri
13. Lettu Laut (Anumerta) Rintoni
14. Lettu Laut (Anumerta) M. Susanto
15. Serma (Anumerta) Ruswanto
16. Serka (Anumerta) Yoto Eki Setiawan
17. Serka (Anumerta) Ardi Ardiansyah
18. Serka (Anumerta) Achmad Faisal
19. Serka (Anumerta) Willy Ridwan Santoso
20. Serka (Anumerta) M Rusdiyansyah
21. Serka (Anumerta) Ryan Yogie Pratama
22. Serka (Anumerta) Dedi Hari Susilo
23. Sertu (Anumerta) Bambang Priyanto
24. Sertu (Anumerta) Purwanto
25. Sertu (Anumerta) Eko Prasetiyo
26. Sertu (Anumerta) Harmanto
27. Sertu (Anumerta) Lutfi Anang
28. Sertu (Anumerta) Dwi Nugroho
29. Sertu (Anumerta) Pandu Yudha Kusuma
30. Sertu (Anumerta) Misnari
31. Sertu (Anumerta) Setyo Wawan
32. Sertu (Anumerta) Hendro Purwoto
33. Sertu (Anumerta) Guntur Ari Prasetyo
34. Sertu (Anumerta) Diyut Subandriyo
35. Sertu (Anumerta) Wawan Hermanto
36. Sertu (Anumerta) Syahwi Mapala
37. Sertu (Anumerta) Wahyu Adiyas
38. Sertu (Anumerta) Edi Wibowo
39. Koptu (Anumerta) Kharisma D.B.
40. Koptu (Anumerta) Nugroho Putranto
41. Koptu (Anumerta) Khoirul Faizin
42. Koptu (Anumerta) Maryono
43. Kopda (Anumerta) Roni Effendi
44. Kopda (Anumerta) Distriyan Andy P
45. KLK (Anumerta) Raditaka Margiansyah
46. KLK (Anumerta) Gunadi Fajar R
47. KLK (Anumerta) Denny Richi Sambudi
48. KLK (Anumerta) Muh Faqihudin Munir
49. KLK (Anumerta) Edy Siswanto
Non ABK
50. Laksamana Pertama (Anumerta) Harry Setyawan – Dansatsel
51. Kolonel Laut (Anumerta) Irfan Suri
52. Letkol Laut (Anumerta) Whilly
53. Penata III/C (Anumerta) Suheri

Nanggala, Pusaka Kusuma Bangsa
Kapal selam KRI Nanggala-402 dibuat di Jerman pada 1977. Empat tahun kemudian, tepatnya 6 Juli 1981, kapal seberat 1.395 ton ini resmi memperkuat barisan matra laut Indonesia, dan pada 26 Agustus di tahun yang sama, KRI Nanggala-402 ditetapkan sebagai kapal perang organik milik armada RI.
Nama Nanggala diambil dari nama senjata berupa tombak yang kuat milik tokoh pewayangan Prabu Baladewa. Ia seorang raja dengan karakter yang keras kepala dan pemarah. Meski begitu, Prabu Baladewa dikenal jujur, tulus, adil, serta tak sungkan mengucapkan maaf bila melakukan kesalahan. Legenda menyatakan bahwa pusaka sakti pemberian Batara Brahma tersebut mampu mencairkan gunung dan membelah lautan.

Senjata milik Prabu Baladewa tersebut digambarkan di lencana KRI Nanggala-402. Kapal selam ini juga dikenal sebagai Nanggala II untuk membedakannya dengan KRI Nanggala-02, kapal selam lain kelas Whiskey yang usianya lebih tua.
Seperti disarikan dari buku ‘Naval Modernisation in Southeast Asia, Part Two: Submarine Issues for Small and Medium Navies’ yang terbit pada 2018, dalam perjalanannya KRI Nanggala-402 banyak mengemban misi rahasia. Hal ini sesuai dengan sifat kapal selam yang strategis, yaitu senyap dan tidak diketahui keberadaannya. Pada 1992, KRI Nanggala 402 pernah ditugaskan untuk sebuah misi intelijen di Samudra Hindia.

Pada Agustus hingga Oktober 1999 Nanggala kembali ditugaskan dalam sebuah misi intelijen di Timor Timur. Misi tersebut dilakukan bersama KRI Cakra-401 untuk melacak pergerakan Pasukan Internasional untuk Timor Timur (INTERFET) setelah mereka mendarat di sana. Saat latihan operasi laut gabungan pada 8 April 2004 hingga 2 Mei 2004, kapal selam ini dijuluki monster bawah laut. Julukan tersebut diberikan karena Nanggala mampu menembakkan torpedo. Bahkan dengan kemampuan mutakhirnya, Nanggala berhasil menenggelamkan eks KRI Rakata yang kala itu dijadikan sasaran tembak saat latihan pada tahun 2004.

Pada tahun 2005, di tengah konflik sengketa Blok Masela, KRI Tedong Naga-819 dari Indonesia terpaksa menyerempet Kapal Diraja Rencong milik Malaysia di Karang Unaran, Nunukan, Kalimantan Timur karena melakukan manuver-manuver yang membahayakan pembangunan mercusuar Karang Unarang. Sejak Mei 2005, KRI Nanggala-402 beroperasi di kawasan tersebut dan menjadi garda terdepan yang siap siaga.
Bahkan pada tahun 2012 lalu, kapal selam ini diikutsertakan dalam sebuah latihan gabungan bersama kapal selam USS Oklahoma City milik Amerika Serikat. Latihan tersebut juga diikuti oleh KRI Diponegoro-365 dan sebuah helikopter Bölkow-Blohm.

KRI Nanggala-402 bersama patriot-patriot pemberani telah berada di dalam lautan Indonesia pada patroli abadinya. Patroli abadi sudah menjadikan pilihan dan jalan terbaik patriot samudera dengan keberanian tanpa keraguan “Mesin Maju Penuh-Kemudi Tengah-Tengah…!”

Tidak ada yang merintangi pendirian dan pilihan para patriot sejati dalam pengabdian. Jangan pernah berbalik haluan dan lanjutkan perjuangan. Kejayaan negeri harus tercapai dengan tidak tenggelam dalam tragedi. Perjalanan perjuangan negeri ini masih terus panjang dan terbentang luas. Sudah cukup contoh dan suri tauladan bagi patriot penerus perjuangan bangsa ini dalam pengabdian serta berdedikasi kepada bangsa dan negara yang kita cintai.

SELAMAT JALAN PATRIOT HIU KENCANA. DARMA BAKTI MU MENEMBUS BATAS SAMUDRA..

Share.

Comments are closed.