Jakarta, Teritorial.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia telah memastikan bahwa produk suplemen Blackmores yang diduga memicu keracunan di Australia, yaitu Blackmores Super Magnesium+, tidak terdaftar dan tidak memiliki izin edar di Indonesia.
Produk tersebut hanya dipasarkan khusus di Australia.
“Kalau dari data BPOM, memang produk yang di Australia itu tidak terdaftar di kita (Indonesia). Bisa cek di Cek BPOM atau BPOM Mobile,” demikian pernyataan resmi BPOM.
Pernyataan tersebut diumumkan usai pemberitaan dari media Australia terkait potensi gugatan class action terhadap produsen suplemen Blackmores.
Dua produk yang disebut, yakni Blackmores Super Magnesium+ dan Blackmores Ashwagandha+, dilaporkan mengandung vitamin B6 dalam jumlah tinggi dan diduga menyebabkan efek toksik berupa gangguan saraf.
Tak hanya itu, BPOM juga telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), dan marketplace terkait untuk menurunkan tautan penjualan serta mengajukan daftar negatif atau pemblokiran terhadap produk tersebut jika terdeteksi dijual secara ilegal di Indonesia.
BPOM juga mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan melalui Contact Center HALOBPOM 1500533 atau Balai Besar/Balai/Loka POM terdekat apabila mengetahui atau mencurigai kegiatan produksi/peredaran/promosi/iklan suplemen kesehatan yang tidak memenuhi ketentuan dan/atau mengandung bahan berbahaya/dilarang.
Perlu dicatat bahwa di Indonesia, BPOM mencatat sejumlah produk Blackmores yang resmi terdaftar dan telah memiliki izin edar, seperti Blackmores Lacta Well, Blackmores Koalakids Eye Shield, Blackmores Ultimate Omega Odourless, dan beberapa produk lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua produk Blackmores bermasalah, hanya produk spesifik yang diduga menyebabkan keracunan di Australia.
(*)
