Jakarta, Teritorial.com – Varian virus Covid terbaru yang disebut dengan XFG atau dikenal dengan Covid-19 Stratus mulai masuk ke Indonesia.
Virus yang populer sebaga “Stratus” ini pertama kali terdeteksi di Asia Tenggara pada bulan Januari lalu.
Namun, menangani kurang dari 0 persen kasus di Amerika Serikat hingga bulan Mei.
Hingga pada akhir Juni, diperkirakan mencapai 14 persen, seperti yang disebutkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga mengonfirmasi adanya varian baru Covid-19 yang mulai beredar di Indonesia, yakni varian Stratus atau XFG.
Seperti yang terlihat lewat data Kemenkes, virus varian baru tersebut telah mendominasi hingga 75 pesen kasus Covid pada bulan Mei dan mulai meningkat 100% di bulan Juni.
Sampai hari ini, tercatat kasus Covid-19 varian Stratus XFG di Indonesia sepanjang 1015 terbanyak laporan ada di DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Sumatera Selatan hingga Yogyakarta.
Kementerian Kesehatan juga mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan mengenali gejala virus ini dengan baik.
Seperti Apa Virus Covid Varian Stratus?
XFG merupakan kombinasi varian COVID-19 F.7 dan LP.8.1.2, yang terakhir adalah galur kedua paling umum di Amerika Serikat.
Mutasi varian tersebut dapat meningkatkan kemampuan XFG untuk menghindari respons imun, namun perilaku pengikatannya menunjukkan bahwa varian ini lebih kecil kemungkinannya untuk menular dibandingkan varian dominan lainnya, ujar Subhash Verma, profesor mikrobiologi dan imunologi di University of Nevada, Reno, kepada USA TODAY minggu ini.
“Saat ini tidak ada bukti yang jelas bahwa XFG menyebabkan penyakit yang lebih parah atau gejala yang berbeda secara signifikan dibandingkan varian Omicron sebelumnya,” kata Verma.
“Yang penting, tidak ada masalah kesehatan masyarakat yang langsung terkait dengan varian ini.”
Gejala Covid Stratus
Pada umumnya Covid Stratus seperti virus influenza biasa, awalnya penderita tidak mengira bahwa gejala tersebut merupakan Virus Covid-19.
Berikut ini gejalanya:
1.Demam atau menggigil
2. Batuk
3. Sesak napas atau kesulitan bernapas
4. Sakit tenggorokan
5. Hidung tersumbat atau berair
6. Hilangnya indra perasa atau penciuman
7. Kelelahan
8. Nyeri otot atau badan
9. Sakit kepala
10. Mual atau muntah
11. Diare
Salah satu gejala khas varian baru tersebut adalah tenggorokan serak atau kering, menurut laporan.
Varian tersebut merupakan varian COVID-19 yang dominan pada awal musim panas ini dan pertama kali terdeteksi pada musim semi.
Pada awal Juni, Nimbus, atau yang disebut NB.1.8.1, menyumbang 37 persen kasus COVID-19 di seluruh negeri, menyebabkan apa yang disebut orang sebagai “radang tenggorokan pisau cukur”.
Virus ini telah diberi label sebagai “virus yang sedang dipantau” oleh WHO.
Salah satu keunggulan varian Stratus (XFG) terletak pada kemampuannya menghindari deteksi sistem kekebalan tubuh.
Varian ini memiliki dua mutasi kunci pada protein spike yang teryakini mampu menghindari antibodi, terutama antibodi yang biasanya mengenali bagian-bagian umum dari virus.
Salah satu mutasi bahkan disebut mampu melawan jenis antibodi yang lebih luas, membuat virus lebih sulit dinetralisir.
Kendati demikian, meskipun pandai menghindari kekebalan tubuh, XFG tidak sekuat varian lain seperti Nimbus dalam hal menempel ke reseptor ACE2 dan menginfeksi sel.
Artinya, kemampuan penyebaran XFG secara mandiri masih lebih kecil, kecuali jika ke depan muncul mutasi tambahan yang memperkuat efisiensi penularannya.
(*)