TERITORIAL.COM, JAKARTA – Siapa yang tidak suka perpaduan karbohidrat?
Nasi dan mi adalah dua makanan pokok yang sangat populer di Indonesia.
Seringkali, untuk memuaskan rasa lapar yang besar atau mencari variasi, kita menyajikan keduanya di piring yang sama, seperti mi instan dengan nasi atau nasi goreng dengan mi. Rasanya lezat, mengenyangkan, dan praktis.
Namun, tahukah kamu kalau kombinasi ini sebenarnya tidak sehat dan bisa membahayakan tubuh Anda dalam jangka panjang?
Makan nasi dan mi secara bersamaan sering disebut sebagai “double karbohidrat” atau “karbohidrat ganda”.
Meskipun terlihat biasa, kebiasaan ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang serius.
Mengapa Kombinasi Nasi dan Mi Berbahaya?
1. Kelebihan Kalori dan Gula Darah Tinggi
Nasi dan mi sama-sama merupakan sumber karbohidrat sederhana yang tinggi.
Nasi putih mengandung sekitar 200 kalori per 100 gram, sedangkan mi instan bisa mencapai 400-500 kalori per bungkus, belum lagi bumbu dan bahan pelengkapnya. Mengonsumsi keduanya dalam satu porsi bisa membuat asupan kalori kamu melonjak drastis, jauh melebihi kebutuhan harian.
Karbohidrat sederhana ini akan dipecah menjadi glukosa atau gula di dalam tubuh.
Saat kamu makan keduanya, gula darah akan melonjak tajam dalam waktu singkat. Lonjakan gula darah yang sering terjadi dapat memicu resistensi insulin, yang merupakan awal dari penyakit diabetes tipe 2.
2. Obesitas dan Peningkatan Berat Badan
Asupan kalori yang berlebihan dari kombinasi nasi dan mi akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak jika tidak digunakan.
Jika kebiasaan ini terus dilakukan, penumpukan lemak akan terjadi dan bisa menyebabkan kelebihan berat badan hingga obesitas.
Obesitas sendiri merupakan gerbang menuju berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.
3. Kekurangan Nutrisi Penting
Fokus pada karbohidrat ganda ini membuat kamu cenderung mengabaikan asupan nutrisi lain yang lebih penting, seperti protein, serat, vitamin, dan mineral.
Padahal, nutrisi-nutrisi ini krusial untuk menjaga fungsi tubuh secara optimal.
Protein diperlukan untuk membangun otot, serat penting untuk pencernaan, dan vitamin serta mineral menjaga kekebalan tubuh.
Makan nasi dan mi saja tidak akan memberikan nutrisi seimbang.
Akibatnya, tubuh bisa mengalami kekurangan gizi meskipun kamu merasa kenyang.
4. Masalah Pencernaan
Meskipun sama-sama karbohidrat, pencernaan nasi dan mi bisa berbeda.
Karena kandungan serat yang minim (terutama pada mi instan dan nasi putih), kombinasi ini bisa membuat pencernaan bekerja lebih berat.
Beberapa orang mungkin merasa kembung, begah, atau sembelit setelah mengonsumsi “double karbohidrat” ini.
Bagaimana Cara Mengatasi Kebiasaan Ini?
Mengubah kebiasaan memang tidak mudah, tetapi demi kesehatan jangka panjang, langkah ini sangat penting.
- Pilih Salah Satu Saja: Jika kamu ingin makan nasi, fokuslah pada nasi dan tambahkan lauk yang kaya protein (ikan, ayam, telur) dan serat (sayuran).
Jika kamu memilih mi, jadikan mi sebagai satu-satunya sumber karbohidrat dan tambahkan protein serta sayuran di dalamnya.
2. Porsi yang Seimbang: Terapkan prinsip “Isi Piringku”. Dalam satu piring, usahakan 50% diisi sayuran dan buah, 25% diisi lauk pauk (protein), dan 25% sisanya diisi karbohidrat kompleks. Contoh karbohidrat kompleks adalah nasi merah, roti gandum utuh, atau ubi.
3. Kurangi Frekuensi:Jika kamu terbiasa makan nasi dan mi bersamaan, mulailah dengan mengurangi frekuensinya.
Dari setiap hari menjadi seminggu sekali, hingga akhirnya tidak lagi menjadi kebiasaan.
Meskipun terasa nikmat di lidah, kebiasaan makan nasi dan mi bersamaan adalah pilihan yang kurang bijak untuk kesehatan kamu.
Pilihlah satu saja dan seimbangkan dengan nutrisi lain agar tubuh tetap sehat dan bugar. Kesehatan adalah investasi terbaik, jadi mulailah makan dengan bijak dari sekarang!
(*)