Wellness

Mengenal IF, Pola Makan yang Semakin Populer di Indonesia

Ilustrasi dari seseorang yang sedang menahan lapar.

TERITORIAL.COM, JAKARTA — Terdapat banyak metode diet yang dapat digunakan untuk menjaga kesehatan dan menurunkan berat badan, salah satunya adalah Intermittent Fasting (IF). 

Puasa IF semakin diminati masyarakat Indonesia karena pola makan ini menekankan kapan seseorang makan, bukan sekadar apa yang dikonsumsi.

Apa Itu Intermittent Fasting? 

Intermittent Fasting (IF) adalah metode pola makan yang memberi tubuh untuk beristirahat dari proses pencernaan dan menggunakan cadangan lemak sebagai sumber energi. 

IF membagi waktu antara periode puasa dan jendela makan, misalnya pada metode 16/8 tubuh berpuasa selama 16 jam lalu makan dalam 8 jam berikutnya.

Metode ini juga tergolong fleksibel karena dapat disesuaikan dengan rutinitas dan aktivitas harian seseorang, sehingga lebih mudah diterapkan secara konsisten.

Selain menurunkan berat badan, metode ini juga mendukung kesehatan metabolik dan jantung. Studi menunjukkan puasa bergantian meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan kadar kolesterol jahat, dan membantu fungsi otak. 

Penelitian yang dipublikasikan melalui jurnal ilmiah Nutrients (2021) menunjukkan puasa IF dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL, serta peningkatan kadar HDL.

Menurut tim penelitian, perubahan ini terjadi karena selama periode puasa, tubuh aktif membakar cadangan lemak sebagai sumber energi utama, sehingga kadar lemak jahat dalam darah berkurang.

Dengan kata lain, cara ini tidak hanya soal menahan lapar, tetapi juga memelihara kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Metode Populer IF

Selain metode 16/8 yang paling umum digunakan, banyak orang juga menerapkan variasi IF lainnya yang bisa disesuaikan dengan gaya hidup dan kebutuhan masing-masing. 

Setiap metode menerapkan durasi puasa dan jendela makan yang berbeda, namun tetap memiliki tujuan yang sama, yaitu membantu tubuh mengatur metabolisme secara optimal dan membakar lemak dengan lebih efisien. 

Beberapa metode IF lainnya, antara lain:

  • 16/8: Puasa selama 16 jam dan makan dalam jangka waktu 8 jam.
  • 5:2: Makan seperti biasa selama 5 hari, lalu membatasi kalori 2 hari.
  • Eat-Stop-Eat: Puasa 24 jam satu atau dua kali seminggu.
  • Alternate Day Fasting: Puasa selang-seling setiap hari.
  • Warrior IF: Puasa selama 20 jam dan makan dalam waktu 4 jam.

Setiap metode bisa dipilih sesuai kebutuhan dan kondisi tubuh. Pemula sebaiknya memulai dengan durasi puasa lebih pendek agar tubuh dapat beradaptasi.

Dengan demikian, siapa pun dapat memilih pola IF yang paling cocok agar hasilnya tetap efektif dan berkelanjutan.

Risiko dan Tips Menjalankan IF dengan Aman

Meskipun bermanfaat, metode ini tidak cocok untuk semua orang, sehingga anak-anak, ibu hamil atau menyusui, serta pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes, hipoglikemia, atau gangguan ginjal perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba.

Jika salah menerapkan, metode ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi, lemas, pusing, atau gangguan pencernaan.

Agar Intermittent Fasting (IF) berlangsung aman dan efektif, pelaku IF perlu memahami kondisi tubuhnya dan menjalankan pola puasa secara bertahap.

Langkah ini membantu tubuh beradaptasi dengan perubahan ritme makan tanpa menimbulkan efek samping. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, perhatikan beberapa hal berikut: 

  • Konsumsi makanan bergizi dan seimbang saat jendela makan, termasuk sayur, buah, biji-bijian, protein, dan lemak sehat.
  • Minum cukup air putih, teh, atau kopi tanpa gula saat puasa.
  • Hindari makan terlalu dekat dengan waktu tidur karena metabolisme melambat.
  • Tetap konsisten dengan jadwal puasa-makan agar tubuh mudah beradaptasi.

Intermittent Fasting (IF) bukan hanya tren diet, tetapi pola makan berdasar pengaturan waktu yang menawarkan banyak manfaat bagi kesehatan ketika seseorang menerapkannya dengan benar.

Dengan metode yang tepat, asupan bergizi, dan konsistensi, seseorang dapat menjaga kebugaran, menyeimbangkan metabolisme, dan mempertahankan berat badan alami.

kaylalayalia

About Author

You may also like

Wellness

5 Posisi Tidur yang Bisa Bikin Asam Lambung Naik, Hindari!

Jakarta, teritorial.com – Asam lambung naik atau gastroesophageal reflux disease (GERD) bisa mengganggu kualitas tidur. Rasa perih di dada, sensasi terbakar di
Wellness

Menkes Budi Sebut Laki-laki dengan Ukuran Celana 33 Lebih Cepat Menghadap Allah

TERITORIAL.COM, Jakarta – Menteri Kesehatan Budi Gunadi sadikin memberi peringatan kepada masyarakat untuk memperhatikan beberapa indikator kesehatan agar terhindar dari