Wellness

Mitos atau Fakta Pilihan Childfree Tingkatkan Risiko Kanker Ovarium?

Mitos atau Fakta Pilihan Childfree Tingkatkan Risiko Kanker Ovarium?

Jakarta, Teritorial.com – Pilihan untuk tidak memiliki anak, atau yang sering disebut childfree, semakin banyak dibicarakan dan dipilih oleh individu maupun pasangan modern. 

Namun, di tengah perdebatan sosial dan stigma yang kadang menyertainya, muncul pula pertanyaan sepertinya berkaitan dengan kesehatan: benarkah pilihan childfree bisa meningkatkan risiko kanker ovarium? 

Simak ulasan lebih lengkapnya!

Hubungan antara Childfree dan Kanker Ovarium

Beberapa penelitian memang menunjukkan adanya korelasi antara wanita yang belum pernah melahirkan (nulipara) dengan sedikit peningkatan risiko kanker ovarium dibandingkan dengan wanita yang pernah hamil. 

Tapi, bagaimana keterkaitannya?

Salah satu teori yang paling banyak dibahas adalah paparan hormon. 

Selama siklus menstruasi bulanan, ovarium secara aktif berovulasi, melepaskan sel telur. Proses ini melibatkan fluktuasi hormon yang signifikan dan regenerasi sel. 

Semakin sering ovarium berovulasi, semakin banyak sel yang harus membelah dan beregenerasi, yang secara teori bisa meningkatkan peluang terjadinya mutasi sel dan perkembangan kanker.

Nah, di sinilah peran kehamilan dan menyusui. 

Kehamilan dan menyusui memberikan “istirahat” pada ovarium dari siklus ovulasi bulanan. 

Selama periode ini, ovarium cenderung tidak berovulasi sesering biasanya. 

Perubahan hormonal selama kehamilan, termasuk peningkatan kadar progesteron, juga diyakini memiliki efek perlindungan terhadap sel-sel ovarium. 

Bahkan, beberapa studi menunjukkan bahwa risiko kanker ovarium cenderung menurun dengan setiap kehamilan penuh.

Bukan Vonis, Hanya Salah Satu Faktor Risiko

Penting untuk digarisbawahi, hubungan ini bukan berarti setiap wanita childfree pasti akan terkena kanker ovarium. 

Ini hanya menunjukkan peningkatan risiko relatif yang kecil. 

Kanker adalah penyakit multifaktorial, yang berarti banyak faktor lain yang berperan besar dalam perkembangannya.

Faktor-faktor lain yang jauh lebih signifikan dalam meningkatkan risiko kanker ovarium meliputi:

  • Usia: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah menopause.
  • Riwayat Keluarga dan Genetik: Mutasi gen tertentu seperti BRCA1 atau BRCA2 memiliki dampak yang jauh lebih besar pada risiko.
  • Endometriosis: Kondisi ini diketahui dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker ovarium.
  • Obesitas: Berat badan berlebih juga merupakan faktor risiko yang diketahui.
  • Terapi Pengganti Hormon (HRT) Pascamenopause: Penggunaan HRT tertentu bisa sedikit meningkatkan risiko.
  • Menstruasi Dini atau Menopause Terlambat: Periode reproduksi yang lebih panjang juga dapat memengaruhi risiko.

Namun, jika Anda memilih gaya hidup childfree, atau karena alasan lain tidak memiliki anak, jangan khawatir berlebihan. 

Fokuslah pada hal-hal yang bisa Anda kontrol untuk menjaga kesehatan ovarium dan kesehatan tubuh secara keseluruhan:

  • Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Jangan abaikan pemeriksaan ginekologi tahunan dan diskusikan riwayat kesehatan keluarga Anda dengan dokter.
  • Kenali Tubuh Anda: Pahami gejala-gejala umum kanker ovarium, meskipun seringkali tidak spesifik di tahap awal.
  • Gaya Hidup Sehat: Terapkan diet seimbang, rutin berolahraga, jaga berat badan ideal, dan hindari merokok. Ini adalah kunci untuk mencegah berbagai jenis kanker dan penyakit kronis lainnya.

Pada akhirnya, pilihan childfree adalah keputusan pribadi yang sah. 

Memiliki informasi yang akurat tentang risiko kesehatan adalah kekuatan untuk membuat pilihan yang lebih baik bagi diri sendiri. 

Peningkatan risiko kanker ovarium pada wanita childfree adalah faktor yang perlu diketahui, namun tidak seharusnya menjadi satu-satunya penentu atau menimbulkan ketakutan berlebihan. 

Dengan pemahaman yang baik dan gaya hidup sehat, Anda tetap bisa menjalani hidup yang berkualitas dan penuh.

(*)

Dinda Tiara

About Author

You may also like

Wellness

5 Posisi Tidur yang Bisa Bikin Asam Lambung Naik, Hindari!

Jakarta, teritorial.com – Asam lambung naik atau gastroesophageal reflux disease (GERD) bisa mengganggu kualitas tidur. Rasa perih di dada, sensasi terbakar di
Wellness

Menkes Budi Sebut Laki-laki dengan Ukuran Celana 33 Lebih Cepat Menghadap Allah

TERITORIAL.COM, Jakarta – Menteri Kesehatan Budi Gunadi sadikin memberi peringatan kepada masyarakat untuk memperhatikan beberapa indikator kesehatan agar terhindar dari