Capai Rp250 Miliar, RI Kebanjiran Jahe Impor Asal China hingga India

0

JAKARTA, Teritorial.com – Ternyata Indonesia, yang tanahnya begitu luas dan iklimnya sangat bagus untuk menanam segala jenis tanaman, masih rutin impor jahe saban tahunnya. Tak tanggung-tanggung, nilainya bahkan mencapai ratusan miliar rupiah. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia paling banyak menerima impor jahe dalam bentuk utuh.

Selama 2020, total impor jahe utuh maupun yang telah dihancurkan atau bubuk mencapai 19.252 ton atau senilai Rp 16,92 juta. Jika dikonversikan ke rupiah, nilainya mencapai Rp 243,3 miliar (kurs Rp 14.400 per dolar AS). Secara rinci, impor jahe utuh mencapai 19.204 ton atau senilai USD 16,68 juta selama tahun lalu. Sedangkan jahe bubuk mencapai 48,39 ton atau senilai USD 245.436.

Meski demikian, impor tersebut mengalami perlambatan jika dibandingkan selama 2019, yang totalnya mencapai 21.782 ton atau senilai USD 17.1 juta. Impor jahe utuh pada tahun 2019 sebanyak 21.749 ton atau senilai USD 16,99 juta. Sedangkan jahe bubuk 33,74 ton atau senilai USD 118.731.

Jumlah impor yang besar tersebut tidak hanya memalui satu sumber saja. Setidaknya ada tiga negara asal impor jahe tersebut. Dalam catatan BPS, negara paling pertama asal impor jahe adalah Vietnam, nilainya mencapai USD 5,41 juga selama 2020.

Selanjutnya China mencapai USD 4,01 juta selama tahun lalu dan India mencapai USD 1,58 juta.

Menanggapi fakta di atas, wakil Ketua Komisi IV DPR, Dedi Mulyadi, secara blak-blakan mengaku prihatin dengan Indonesia yang masih impor jahe. Alih-alih kualitas jahe hasil impor itu lebih baik dari produksi lokal, justru jahe impor itu banyak mengandung unsur tanah.

Dalam beberapa waktu lalu, lanjutnya, ia pun sempat memimpin pemusnahan jahe impor yang mengandung unsur tanah, sehingga membawa penyakit dari negara asalnya.

“Saya tak habis pikir, negeri luas dan tanah terbentang dan penghuni negerinya memiliki banyak waktu, tetapi kita masih harus impor jahe?” ujar Dedi seperti dikutip dari akun Instagram resminya, Rabu (24/3).

“Kalau saja Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota membuat program nasional penanaman jahe, mungkin kita tidak harus impor dan bahkan bisa ekspor jahe ke luar negeri,” Dedi menambahkan.

Pemusnahan jahe impor tersebut dilakukan oleh Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, totalnya sebanyak108 ton jahe impor asal Vietnam dan Myanmar di salah satu tempat pemusnahan limbah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

“Totalnya ada 108 ton, masing-masing 54 ton dari kedua negara yang diangkut di empat kontainer,” kata Kepala Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan Ali Jamil seperti dikutip dari Antara.

Share.

Comments are closed.