Surabaya, Teritorial.Com – Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Hamli menghimbau mahasiswa lebih berhati-hati agar tidak terpapar paham radikalisme yang mengincar perguruan tinggi. Himbauan tersebut disampaikan saat Brigjen Polisi Hamli memberikan kuliah umum bertema Strategi Pencegahan Terorisme di Perguruan Tinggi kepada 4.994 mahasiswa baru di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Selasa (14/8/2018)
Hamli menyatakan bahwa terorisme merupakan permasalahan berskala internasional dan membawa dampak buruk bagi masyarakat. Lebih lanjut Hami menjelaskan bahwa berdasarkan hasil riset Indonesian Institute for Society Empowerment (INSEP) pada tahun 2012, 45 persen motif aksi teror adalah ideologi agama. “Banyak dari pelaku aksi teror juga merupakan korban dari pemahaman-pemahaman yang salah yang ditanamkan pada diri mereka, seperti memaknai jalan satu-satunya jihad adalah perang,” paparnya.
Selain itu, Hamli juga menyatakan bahwa penyebab utama timbulnya konflik dalam masyarakat karena disebabkan oleh narasi radikalisme dan intoleransi yang sangat kuat di masyarakat. Narasi-narasi tersebut diantaranya merupakan narasi intoleransi terkait sentimen keagamaan, narasi umat yang diperlakukan tidak adil, narasi militansi yang menanamkan kebencian terhadap yang lain, narasi keterancaman, serta narasi teori konspirasi tentang terorisme. Selanjutnya, narasi-narasi tersebut berpotensi mengarah kepada terorisme
“Agar paham radikal dan terorisme tidak subur, diharapkan semua kalangan jangan menjadi silent majority. Jika menjadi silent majority, kelompok radikal yang akan menyuburkan pahamnya, maka semua elemen anak bangsa harus bergerak dan melawan narasi propaganda yang diproduksi oleh kelompok radikal terorisme, baik secara online maupun offline,” tutur Hamli.
Sebagai upaya untuk mengantisipasi potensi ancaman radikalisme dan terorisme, BNPT telah menyusun strategi pencegahan radikal teror di perguruan tinggi yang diharapkan dapat diterapkan di setiap perguruan tinggi mengingat pemuda dan mahasiswa rentan terpapar ancaman -ancaman tersebut. Selanjutnya, Hamli juga mengajak seluruh mahasiswa untuk bisa berkontribusi dalam pelaksanaan pencegahan radikalisme dan terorisme di Indonesia.