Jakarta, Teritorial.Com – Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Kementerian Pertahanan Yusuf Jauhari menyampaikan potensi serangan siber jelang Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 itu nyata ada.
Hal itu disampaikan oleh Kapusdatin saat menanggapi kesiapan Kementerian Pertahahan mengantisipasi serangan siber selama tahun politik di Indonesia 2018-2019, terutama di media sosial (medsos).
“Kita prediksi ada intrusi masuk ke jaringan, ada keinginan untuk mengganti data itu pasti potensinya itu karena semua orang ingin menang. Potensi itu yang menjadi besar,” kata Yusuf dalam pemaparannya dengan forum media di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/12/17).
Tidak hanya itu, Yusuf juga mengatakan, saat ini ancaman siber semakin mengkhawatirkan bagi ketahanan Indonesia. Apabila dulu ancaman siber bergerak secara sistematis, kini ancaman siber sudah bergerak ke arah media sosial.
“Apabila dulu serangan berbentuk virus dan malware, saat ini serangan tidak hanya dua bentuk, tetapi juga mulai suara-suara negatif di media sosial. Persoalan politik dan sosial mulai dimainkan para penyerang di media sosial,” beber dia.
“Media sosial sudah menjadi hal yang mengkhawatirkan untuk disikapi dan itu sekarang masuk ranah siber juga,” sambung Yusuf.
Yusuf mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi propaganda buruk di dunia maya dengan cara mencegah dan menindak tegas kampanye negatif di media sosial.
“Kita juga kasih contoh-contoh kalau tidak sehat ini ada konsekuensi hukum, konsekwensi sosial yang kadang-kadang harus mereka terima karena mereka tidak santun dalam bermedia sosial. Itu yang selalu kita sosialisasikan,” kata Yusuf.
Lantaran persoalan inilah, Yusuf mengaku, Kemenhan berkoordinasi dengan antar lembaga kementerian serta sektor swasta untuk memantau perkembangan serangan siber. Alasannya, persoalan ini harus dipecahkan secara multi-stakeholder