Jakarta, Teritorial.com – Telangga Gire, anggota kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Papua, akhirnya kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Hal ini dikarenakan Telangga sudah muak dengan omong kosong atasannya, Goliat Tabuni.
Dia mengaku kerap dibuai kemerdekaan Papua dan jabatan semu.
Dibilang tidak lama lagi Papua akan merdeka dan dijanjikan jabatan tinggi. Ternyata semuanya itu tipu-tipu saja,” kata Telangga lewat penuturan Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi dalam siaran pers, Sabtu 8 Juni 2019.
Telangga mengatakan, ia bersama rekannya sesama pengikut Goliat hidup menderita di hutan selama bertahun-tahun. Tak cukup logistik dan prasarana, mereka harus hidup kepanasan, kedinginan, kehujanan, dan kelaparan terus menerus.
Asupan gizi harian hanyalah petatas dan keladi yang diambil dari kebun warga. Padahal di sisi lain, dia melihat pembangunan di kampung-kampung dan kota-kota di wilayah Papua semakin maju. Warganya pun hidup sejahtera.
“Kami juga memikirkan anak-anak kami, mereka harus sekolah agar nanti hidupnya lebih baik, tidak seperti saya,” katanya menyesal.
Karenanya, Telangga kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Bersama beberapa temannya yang juga pengikut Goliat, mereka berjanji untuk bekerja lebih baik agar bisa mengurus anak-anak menjadi orang yang berhasil.
“Saya anak ada 13 orang dari empat orang istri dan semuanya masih kecil-kecil,” tuturnya.
Telangga mengimbau kepada seluruh rekannya yang masih bertahan di hutan Papua agar segera kembali ke pangkuan NKRI. Dia ingin melihat rekan-rekannya bisa hidup normal sebagai masyarakat biasa dan warga negara Indonesia.
Menurutnya, apa yang diperjuangkan selama ini hanya mimpi-mimpi kosong dan akan menyusahkan keturunan.
“Mereka harus kita siapkan agar mereka bisa hidup lebih baik di masa yang akan datang,” katanya mengimbau.
Kembali ke NKRI dan Serahkan Senjata
Telangga pada hari Sabtu, 8 Juni 2019 menyatakan menyerahkan diri serta berikrar kesetiaan kepada NKRI di hadapan Dandim 1714/PJ Letkol Inf Agus Sunaryo didampingi oleh 25 orang anggota Kodim di Kampung Wurak Distrik Illu, Kabupaten Puncak Jaya.
Telangga Gire menyerahkan diri bersama dengan tiga orang rekannya yakni Piningga Gire (25), Tekiles Tabuni (30) dan Perengga (27). Mereka juga menyerahkan satu pucuk senjata api jenis Mosser dan sejumlah munisi kaliber 7,62 mm.
Telangga menyatakan, senjata yang itu adalah milik polisi yang dirampas pada saat penyerangan Polsek Karubaga, Kabupaten Tolikara tahun 2013.
Diberi Rumah dan Pekerjaan
Pada Kamis tanggal 6 Juni 2019 pukul 17.00 WIT, empat orang anggota Kodim dipimpin Sertu Jefri May melaksanakan pertemuan dengan Telangga di Distrik Tingginambut. Telangga cs menyatakan tekadnya untuk menyerahkan diri kembali ke pangkuan NKRI.
Hari itu mereka diantar ke Makodim untuk menghadap Dandim di Distrik Mulia, Puncak Jaya. Pada sekitar pukul 23.00 WIT, Letkol Agus berkoordinasi dengan Bupati Puncak Jaya Bapak Yuni Wonda tentang keinginan anggota KKSB itu kembali ke pangkuan NKRI.
Proses penyerahan diri berlangsung aman dan lancar. Saat ini Telangga Gire dan rekanannya, beserta senjata rampasan sudah berada di Makodim dalam rangka pendataan.
Sementara itu Bupati Puja berencana akan melaksanakan upacara penerimaan warga pada Selasa 11 Juni 2019 dengan mengundang warga Mulia, Puncak Jaya.
Bupati juga berjanji akan menyalurkan pekerjaan serta membangun rumah untuk anggota KKSB yang bersedia menyerahkan diri kembali ke pangkuan NKRI.