NATUNA, Teritorial.com – Rencana Pemerintah Pusat memulangkan 243 orang Warga Negara Indonesia dari Wuhan disambut baik. hanya saja rencana untuk melakukan karantina di Kabupaten Natuna sebelum dipulangkan ke rumah masing-masing mendapat penolakan dari sejumlah kalangan.
Anggota DPRD Provinsi Kepri Dapil Natuna Hadi Candra menolak tegas, jika Kabupaten Natuna dijadikan lokasi karantina bagi Warga Negara Indonesia yang dievakuasi dari Wuhan, China itu.
“Jelas kita menolak rencana Natuna dijadikan lokasi karantina bagi 243 WNI asal Indonesia, karena dari fasilitas medis dan sarana pendukung tidak memadai di Natuna,” kata Hadi Jumat (31/1).
Menurutnya, rencana pemerintah pusat menjadikan Natuna sebagai lokasi karantina tidak masuk akal. Padahal, lebih banyak lokasinya ditunjuk kota yang sudah memiliki sarana yang lengkap selain di Kabupaten Natuna.
“Kalau Natuna dijadikan lokasi karantina jelas kita menolaknya, tapi kalau hanya lokasi pengisian Bahan bakar Aftur tidak masalah. Asal jangan dijadikan lokasi karantina,” tegasnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna Rizal Rinaldi saat dikonfirmasi mengatakan, untuk informasi kesiapan tenaga medis dalam penanganan pada WNI tersebut hingga kini belum ada.
“Kalau berdasarkan instruksi maupun informasi kesiapan tenaga medis untuk penanganan pada WNI kita belum ada arahan,” ujarnya.
Ia mengaku, untuk fasilitas Sapras di Natuna dalam penanganan virus tersebut masih minim dan di Natuna belum memiliki sama sekali.
“Sekarang ini, kita masih menunggu informasi lebih lanjut dari kementerian,” tandasnya.
Berdasarkan informasi ada 243 WNI yang akan dievakuasi dari Provinsi Hubei. Wuhan adalah salah satu kota di provinsi Hubei. Evakuasinya bisa menggunakan pesawat militer dari TNI AU atau pesawat komersial, yang sejauh ini disebut-sebut menggunakan Lion Air. 3 pesawat diantaranya 2 boing 737 dan 1 pesawat C-310 Hercules dari bandara Halim Perdana Kusuma menuju Bandara Ranai untuk mengisi Bahan Bakar dan melanjutkan tujuan ke Provinsi Hubei tepatnya di bandara Wuhan.