KRI Bima Suci merupakan kapal latih TNI AL yang akan menggantikan KRI Dewa Ruci yang telah beroperasi sejak tahun 1953. KRI Bima Suci dibangun sejak tahun 2014 di galangan Contrucion Navales Freire Shipyard, kota Vigo, Spanyol. Pada 27 Januari 2016 dilakukan proses peletakan lunas (keel laying) yang merupakan tanda dimulainya pembangunan KRI Bima Suci secara resmi.
KRI Bima Suci merupakan kapal layar kelas barque dengan tiga tiang tinggi yang memiliki 26 layar dengan luas keseluruhan layar 3.352 meter persegi. Ketinggian dek utamanya 9,20 meter dari permukaan laut. Keistimewaan kapal ini terletak pada instrumen navigasi pelayarannya yang lebih canggih apabila dibandingkan dengan KRI Dewa Ruci, yaitu instrumen pemurnian air laut menjadi air tawar, hingga alat komunikasi dan data digitalnya. KRI Bima Suci memiliki ukuran panjang total sebesar 111,20 meter, lebar 13,65 meter, kedalaman draft 5,95 meter, dan tinggi maksimal tiang layar 49 meter dari permukaan dek atas.
Dari sisi performa, KRI Bima Suci punya kecepatan maksimal 12 knot bila menggunakan daya dorong mesin dan 15 knot bila menggunakan layar. Sementara itu, untuk tingkat endurance (ketahanan berlayar tanpa mengisi BBM) dapat mencapai 30 hari. Kapal layar tiang tinggi ini dilengkapi dengan 5 dek, 7 kompartemen, dan 48 blok. Sedangkan dari segi kapasitas, KRI Bima Suci dapat menampung 120 taruna dengan 80 awak kapal.
Jumlah layar keseluruhan ada 26 buah, lebih banyak dari KRI Dewa Ruci dengan 16 buah layar. Jika di KRI Dewa Ruci tidak terdapat ruang kelas, maka KRI Bima Suci menyediakan ruang kelas secara khusus sebagai tempat belajar para taruna AAL saat berlatih dalam operasi Kartika Jala Krida. Ruang kelas yang tersedia mampu memuat hingga 100 orang taruna.
Terlepas dari kehebatan KRI Bima Suci tersebut, banyak menimbulkan pertanyaan mengapa Indonesia memilih untuk melakukan kerja sama pembuatan kapal tersebut dengan Spanyol. Padahal pembangunan KRI Dewa Ruci sebelumnya dilakukan oleh Jerman dan mampu bertahan cukup baik dalam beberapa dekade.
Pada dasarnya, terdapat lima kontraktor kapal dari berbagai negara yang mengajukan proposal untuk pembuatan KRI Bima Suci, yaitu dua dari Spanyol, satu dari Polandia dan dua dari Belanda. Sedangkan Jerman tidak disertakan karena kontraktor yang membangun KRI Dewa Ruci sudah tidak memproduksi jenis kapal tiang tinggi lagi.
Indonesia meletakkan $70 juta sebagai investasi dalam pembuatan kapal tersebut yang berujung pada Polandia dan Spanyol sebagai pilihan yang tersisa. Berdasarkan riset yang dilakukan TNI AL terhadap kontraktor kapal tersebut, Indonesia memutuskan memiliih Contrucion Navales Freire Shipyard (Spanyol) dalam membangun KRI Bima Suci.
Hal tersebut tentu memengaruhi hubungan diplomatik Indonesia dengan Spanyol. Indonesia yang telah menjalin hubungan cukup baik dan tidak pernah terlibat konfrontasi yang serius dengan Spanyol dapat memperluas cangkupan kerja sama kedua negara, khususnya dalam sektor pertahanan.
Mengacu pada Buku Putih Pertahanan Indonesia, MoU kerja sama pertahanan RI-Spanyol telah ditandatangani pada bulan Februari 2013. Indonesia menilai Spanyol sebagai mitra penting dalam kerja sama pengembangan kedirgantaraan. Di masa mendatang kerja sama lain bidang pengembangan perkapalan akan segera ditindaklanjuti untuk memperkuat dan mempermudah kolaborasi industri pertahanan Indonesia-Spanyol, yang dibuktikan dengan melakukan kerja sama dalam membangun KRI Bima Suci.
Harapan meluasnya kerja sama pertahanan Indonesia-Spanyol tersebut juga direpresentasikan oleh pernyataan Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu bahwa “Kerjasama dalam bidang tersebut (pembuatan KRI Bima Suci), dapat ditingkatkan yang pada akhirnya memperkuat hubungan bilateral kedua negara di bidang pertahanan”. Terlebih lagi, Spanyol dan Indonesia merupakan negara yang menitikberatkan aspek maritimnya, sehingga sangat memungkinkan pula untuk memperluas kerja sama dalam sektor maritim.
Selain itu, pembuatan KRI Bima Suci juga berdampak pada fungsi diplomasi pertahanan dengan tujuan membangun Confidence Building Measures (CBM) antar kedua negara. Di mana sikap saling percaya (mutual trust) antar kedua negara terbentuk dengan menjadikan KRI Bima Suci tersebut sebagai dasar dalam dilakukannya berbagai kegiatan seperti kunjungan kenegaraan, dialog dan konsultasi, saling tukar informasi strategis, pembatasan kapabilitas pertahanan, deklarasi kerja sama strategis, pertukaran perwira, pendidikan militer, kesepakatan hubungan baik, dan latihan militer bersama.
Karena pada dasarnya, Indonesia telah mengakui Spanyol sebagai pasar strategis yang potensial bagi nilai ekspor Indonesia. Maka sebaiknya memanfaatkan segala peluang yang ada. Harapannya, Indonesia mampu memanfaatkan momentum kerja sama dalam pembuatan KRI Bima Suci tersebut untuk memperluas kerja sama kedua negara. Namun, akan lebih baik apabila Indonesia mampu mandiri sebagai negara maritim dengan memproduksi kapal-kapalnya sendiri.
Rizky Reza Lubis – Alumnus Pascasarjana Universitas Pertahanan, Pemerhati Diplomasi Pertahanan dan Keamanan Maritim Indonesia
Referensi:
- 15 Agustus 2017, KRI Bima Suci Dilayarkan Ke Indonesia, 30 Mei 2017, tersedia di http://www.indomiliter.com/15-agustus-2017-kri-bima-suci-dilayarkan-ke-indonesia/ diakses pada 9 September 2017.
- Inilah Kapal Pengganti KRI Dewa Ruci Sang Legenda, tersedia di https://www.goodnewsfromindonesia.org/2016/10/07/inilah-kapal-pengganti-kri-dewaruci-sang-legenda diakses pada 9 September 2017.
- Freire Shipyard Build a Sailing Tall Ship for Indonesia, tersedia di http://defense-studies /2013/06/freire-shipyard-build-sailing-tall-ship.html diakses pada 9 September 2017.
- Buku Putih Pertahanan Indonesia, 2015. Jakarta: Kementerian Pertahanan.
- Gantikan KRI Dewa Ruci, Menhan Resmikan Bima Suci, 18 Oktober 2016, tersedia di http://www.beritasatu.com/nasional/393326-gantikan-kri-dewa-ruci-menhan-resmikan-bima-suci.html diakses 9 September 2017.
- Indonesia-Spanyol Berpeluang Tingkatkan Nilai Perdagangan, 11 Juli 2017, tersedia di http://www.jurnas.com/artikel/18684/Indonesia-Spanyol-Berpeluang-Tingkatkan-Nilai-Perdagangan/ diakses pada 9 September 2017