Jakarta, Teritorial.com – Beginilah kisah dibalik perjuangan seorang kakek tua bernama Sutrisno (75) asli kota Metro, Lampung yang rela berjualan kopi keliling menggunakan kendaraan roda dua mencari nafkah untuk keluarga.
Saat di Konfirmasi oleh awak media di ruas Jl. Yos Sudarso, Komplek Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan. Jum’at, (18/03/2022) Sutrisno mengaku dirinya sudah selama 8 tahun sejak dari 2014 hingga sekarang menjadi pedagang kopi keliling ia lakoni hanya untuk mencukupi kebutuhan dan biaya sehari-hari. dengan alasan memilih menjadi pedagang kopi karena sulitnya dalam mencari pekerjaan.
Ternyata tak seperti penghasilan orang pada umumnya ia kadang menjerit dikala penghasilan yang ia dapatkan jauh dengan apa yang ia harapkan untuk menutupi kebutuhan keluarga dengan kondisinya yang sudah tua ia hanya mampu berjualan dari jam 7 sampai jam 11 saja. Namun tak berjuang sendiri Sutrisno dibantu istrinya yang bekerja jadi seorang pembantu rumah tanga.
“Saya pernah hanya dalam satu hari hanya 3 gelas kopi saja yang laku dari kopi seduh yang didagangkan apalagi disaat musim penghujan, kecuali saat hari sabtu dimana banyak karyawan yang bekerja dekat sini datang untuk ngopi dan dari hasil terkecil pun pernah saya dapatkan kadang hanya 9.000 rupiah saja dalam satu hari.”kata Sutrisno.
Saat ini sutrisno tinggal di rumah kontrakannya di gang hikmah rt/rw 04/08, ragunan, kecamatan pasar minggu, jakarta selatan bersama istri, anak dan cucucunya, disamping berjualan kopi sutrisno juga suka menolong orang yang terkena penyakit diabetes dengan menggunakan 9 jenis racikan obat tradisional miliknya.
Namun dibalik kisah seorang kakek yang setiap harinya menjajahkan dagangan kopi seduh tersebut ternyata dulunya adalah seorang yang pernah bekerja menjadi pelaut di kapal Tanker United States Amerika (USA) yang membawa hasil minyak bumi.
“Saya sempat lulus sekolah di Akademi Ilmu Pelayaran (AIP), Jakarta pada tahun 1974 kemudian memilih untuk berangkat berlayar bersama kapal tanker USA sejak tahun 1975 dan selama 18 tahun ia ikut mengarungi kerasnya samudra”ucap Sutrisno.
Di sisa hari tuanya dirinya selalu berdoa yang terbaik serta selalu memberi nasehat kepada istri dan anaknya untuk supaya lebih sabar dalam menjalani kehidupan.
Disinggung terkait bantuan pemerintah. “Saya sempat pernah mendapatkan bantuan pemerintah yang bersumber dari program UMKM dan itupun sudah lama sampai saat ini belum mendapatkan bantuan lagi, saya inginkan ada lagi bantuan serta perhatian dari pemerintah dikarenakan dapat bermanfaat untuk meringankan beban keluarga”tutupnya.