Minneapolis, Teritorial.com – Muslim di Minneapolis kini dapat mendengar azan lima kali sehari dari masjid-masjid di kota itu, berkat diberlakukannya UU baru pertengahan April lalu.
Wali Kota Minneapolis Jacob Frey menandatangani UU baru pada 17 April yang mengizinkan 20 masjid di kota itu mengumandangkan azan melalui pengeras suara, lima kali sehari.
Peraturan daerah mengenai kebisingan sebelumnya mencegah dikumandangkannya azan subuh dan isya. Wali Kota Jacob Frey mengatakan keputusan ini berkenaan dengan inklusi dan sambutan baik terhadap semua agama.
Ia menambahkan, “Ini tentang kita semua yang memiliki keyakinan atau agama, mulai dari lonceng gereja hingga tiupan shofar hingga azan. Ini mengenai inklusi, perdamaian dan kebebasan beragama.”
Shofar yang disebut Frey adalah serunai yang digunakan untuk tujuan ritual keagamaan Yahudi. Langkah ini dianggap sebagai kemenangan bagi imigran Afrika Timur di kota itu yang kian besar jumlahnya. Sebagian besar komunitas itu adalah penganut Islam. Keputusan ini juga dipuji oleh tokoh-tokoh dalam komunitas Islam.
Satu di antaranya adalah Sharif Mohamed, imam Dar al-Hijrah Islamic Center. Ia mengemukakan, “Hari ini adalah hari bersejarah bagi masjid ini, tetap ini juga bagi komunitas Muslim di Minneapolis, juga bagi komunitas Muslim di Minnesota, bagi komunitas Muslim di Amerika Serikat, juga bagi komunitas Muslim di seluruh dunia untuk mengamati dan melihat ini terjadi di dalam sebuah masjid.”
Jaylani Hussein, direktur eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) cabang Minnesota, mengatakan, mengizinkan azan dikumandangkan lima kali sehari akan mengurangi Islamofobia dan meningkatkan pemahaman mengenai agama Islam.
Hussein mengatakan, “Jadi, saya melihat ini sebagai kesempatan untuk mendidik, peluang bagi orang-orang untuk melihat kami, mendengar kami, suatu kesempatan bagi mereka yang membenci kami, mungkin suatu kesempatan bagi mereka untuk terhubung dengan kami. Dan karena itu, saya sangat senang karena ini terjadi, dan saya pikir ini merupakan sinyal bagus bagi kami di sini, di Minnesota.”
Para tokoh Muslim mengatakan mereka belum menerima dan berharap tidak ada reaksi negatif terkait azan subuh dan isya. Mereka mengatakan ini tidak ada bedanya dengan suara lonceng gereja. Tetapi mereka juga menyatakan bahwa mereka paham jika muncul kekhawatiran.
Sedikitnya satu masjid di Minneapolis Selatan akan mengadakan pertemuan warga untuk menjelaskan peraturan baru dan menyimak kekhawatiran mereka.