Hankam

TNI AL Latihan Terbang Malam, Puspenerbal Siap Misi Kapanpun Dibutuhkan

Sidoarjo, Teritorial.com – TNI Angkatan Laut (TNI AL) dalam hal ini Skuadron Udara 400 Wing Udara 2 Puspenerbal yang merupakan salah satu Skuadron Operasional di bawah Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) melaksanakan latihan terbang di malam hari, dengan menggunakan Helikopter Bell 412 di area latihan sekitar Banjar Kemuning, Sidoarjo, Selasa (23/04).

Komandan Skuadron Udara 400 Wing Udara 2, Mayor Laut (P) Pranatha, menyampaikan bahwa penerbangan di malam hari penting untuk dikuasai, sehingga penerbang TNI AL mampu melaksanakan misi kapan pun saat dibutuhkan.

Lebih lanjut diungkapkan Komandan Skuadron 400 Wing Udara 2 bahwa, latihan yang dilaksanakan dalam beberapa sorti ini juga melibatkan berbagai unsur mulai dari Lanudal, Tim Kesehatan, Tim Suslambangja, dan personel pendukung lainnya.

“Pelibatan unsur-unsur pendukung ini, sebagai bentuk kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam keselamatan terbang dan kerja, karena penerbangan malam hari berbeda dengan penerbangan di siang hari”, ungkap Mayor Pranata.

Pelaksanaan Latihan Terbang Malam ini adalah bagian dari peningkatan kualifikasi penerbang sehingga Penerbang TNI AL menguasai penerbangan baik siang maupun malam, yang merupakan implementasi dari program prioritas Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali yaitu memfokuskan diri dalam mencapai kekuatan personel dan alutsista yang siap dioperasionalkan dalam bentuk kesiagaan dan kesiapan yang tinggi, guna mendukung operasi militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP).

Olivia Astari

About Author

You may also like

Hankam

Kapolri Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Ilmu Kepolisian

Jakarta,Teritorial.com- Kapolri Jenderal Tito Karnavian dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Kepolisian Studi Strategis Kajian Kontra Terorisme di Sekolah Tinggi
Hankam

Menhan akan segera laporkan permintaan maaf AS kepada presiden

Jakarta territorial.com-Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu akan segera melaporkan permintaan maaf Menhan Amerika Serikat (AS), James Mattis, terkait insiden ditolaknya Panglima