Arab Saudi, Teritorial.Com – KBRI Arab Saudi berhasil menyelamatkan seorang nenek usia 74 tahun yang putus kontak dengan keluarga di Indonesia selama 28 tahun.
Sebagaimana yang pernah viral di media sosial pada 9 Maret 2018 mengenai seorang WNI yang bekerja di Arab Saudi selama 40 tahun dan tidak pernah ada komunikasi dengan keluarga di Indonesia, KBRI Arab Saudi langsung merespons dan melakukan pengecekan database.
Namun nama yang bersangkutan tidak ditemukan. Hal ini dipastikan karena sejak datang ke Arab Saudi, Nenek Qibtiyah tidak pernah mengajukan perpanjangan paspor sehingga iqomah (izin tinggal di Arab Saudi) tidak terdeteksi.
Pelacakan dilakukan KBRI dengan menghubungi majikan (kafil) dan saudara-saudaranya untuk mencari titik terang keberadaan Nenek Qibtiyah. KBRI pun menemukan data bahwa Qibtiyah bekerja di rumah Nourah Mohammed al-Daerim di kota Riyadh.
Keberadaan Qibtiyah mulai menemukan titik terang ketika KBRI Arab Saudi berhasil mendapatkan nomor kontak kakak kandung majikan Qibtiyah bernama Abdulaziz Mohammed al-Daerim. Demikian seperti dimuat dalam pernyatan tertulis KBRI Arab Saudi, yang diterima pada Jumat, (20/4/2018).
Tim Perlindungan WNI langsung intensif melakukan penelusuran dengan menghubungi para WNI yang pernah berinteraksi dengan Qibtiyah Jumanah dan salah satunya adalah Niayah binti Kasimin yang bekerja di tempat kakak majikan Qibtiyah.
Niayah, WNI asal Malang ini menjadi sumber informasi strategis tentang keberadaan Qibtiyah. Setelah majikan dan saudaranya mengetahui bahwa KBRI melakukan pelacakan intensif terhadap Qibtiyah, mereka berusaha untuk menghambat dan tidak koperatif dengan memberikan informasi menyesatkan kepada tim KBRI bahwa Qibtiyah sudah dipulangkan ke Indonesia tiga bulan yang lalu.
Pada 14 Maret 2018 KBRI Riyadh mengirimkan nota diplomatik ke Kemenlu Arab Saudi untuk meminta bantuan dalam menelusuri keberadaan Qibtiyah. Usaha ini belum membuahkan hasil hingga pada 27 Maret 2018, Dubes LBBP RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel menyampaikan surat khusus kepada Gubernur Riyadh, Pangeran Faisal bin Bandar bin Abdulaziz Al Saud yang juga keponakan Raja Salman untuk meminta bantuan pencarian Qibtiyah.