TERITORIAL.COM, JAKARTA — PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI akan memulai ekspansi jaringan kereta api di luar Pulau Jawa mulai tahun 2026.
Langkah ini bertujuan memperluas konektivitas nasional sekaligus mendukung visi pemerataan pembangunan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Pemerintah menilai transportasi kereta api berperan penting dalam menggerakkan ekonomi daerah. Oleh karena itu, Presiden Prabowo menargetkan agar proyek perluasan jaringan dapat diselesaikan pada periode pertama masa kepemimpinannya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menegaskan komitmen perusahaan untuk segera mengeksekusi rencana itu.
“Mau tidak mau kami harus mulai ekspansi itu di tahun 2026. Tentunya Pak Presiden maunya dilaksanakan dan selesai dalam periode pertama beliau,” kata Bobby di Beijing, pada Rabu (12/11/2025).
Fokus pada Proyek Green Field
KAI saat ini tengah menyiapkan pembangunan jaringan green field, yaitu proyek yang dibangun dari nol, bukan hasil perluasan jalur lama.
Jalur baru tersebut akan mencakup pembangunan rel, jembatan, terowongan, sistem sinyal, dan elektrifikasi.
“Di China kami juga membahas pembiayaan proyek ekspansi, seperti di Kalimantan. Green field akan membangun jaringan kereta di area yang benar-benar baru,” ujar Bobby.
Selain itu, KAI juga merancang pengembangan jaringan di Sulawesi. Dari total 300 kilometer jalur yang ditargetkan, baru 83 kilometer yang berhasil dibangun. Oleh karena itu, perusahaan menargetkan perluasan jalur hingga ke wilayah Sulawesi Utara.
Modernisasi Jaringan Kereta di Pulau Jawa
Sejalan dengan ekspansi ke luar Jawa, KAI juga akan melakukan modernisasi jaringan di Pulau Jawa. Upaya ini meliputi digitalisasi sistem tiket dan operasi, peremajaan sarana, serta peningkatan efisiensi logistik.
Menurut Bobby, transformasi di Jawa penting agar layanan tetap kompetitif dan selaras dengan pengembangan jaringan baru di wilayah lain.
Proyek Strategis Nasional
Rencana ekspansi KAI termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang fokus memperkuat infrastruktur transportasi dan logistik. Salah satu proyek utamanya adalah pembangunan infrastruktur kereta logistik di Kalimantan Timur.
Jalur ini diharapkan dapat mempercepat distribusi hasil bumi seperti kelapa sawit, karet, kopi, nikel, dan timah menuju pelabuhan ekspor.
Dengan memperluas jaringan ke luar Jawa, KAI berupaya menurunkan biaya logistik nasional, mempercepat arus barang, dan memperkuat daya saing industri daerah.
Selain itu, moda kereta api juga lebih ramah lingkungan dibandingkan transportasi jalan raya, sehingga mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.
Konektivitas Nasional yang Inklusif
Melalui proyek ini, pemerintah dan KAI berkomitmen menjadikan kereta api sebagai tulang punggung transportasi nasional yang terintegrasi, efisien, dan inklusif.
Ekspansi ini tidak hanya memperluas akses masyarakat terhadap transportasi modern, tetapi juga memperkuat pertumbuhan ekonomi di luar Jawa yang selama ini tertinggal dalam infrastruktur transportasi.
